Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Klaim Teknik SRI Mampu Tingkatkan Pertumbuhan Padi

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Bank Indonesia Provinsi Bali mengklaim bahwa teknik "sistem intensifikasi padi" (SRI) mampu meningkatkan pertumbuhan padi berdasarkan pengamatan pada lahan percontohan Subak Pulagan di Kabupaten Gianyar yang dikembangkan bank sentral itu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Minggu (30/8/2015), menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan dari patok kontrol pada 19 Agustus 2015, padi yang berumur 43 hari tersebut memiliki tinggi rata-rata 42 centimeter dan jumlah anakan rata-rata 20 batang.

"Pencapaian tersebut dipandang melebihi pertumbuhan padi sebelumnya dimana pada umur yang sama hanya memiliki tinggi sekitar 25 cm dan anakan 12 batang," ucapnya.

Sebelumnya pada 7 Juli 2015, BI menggelar penanaman serentak di areal milik Subak Pulagan di Desa Tampaksiring, Gianyar yang berhasil tercatat sebagai Rekor Dunia MURI dengan kategori penanaman serentak terluas seluas 10,047 hekatre.

Pada lahan percontohan atau demplot (demonstration plot) yang dikembangkan bank sentral tersebut menggunakan budidaya organik berbasis dekomposer "Microbacter Alfafa" atau MA-11 dengan teknik SRI dan dikombinasikan dengan jajar legowo dan bibit "TIOTI".

Berdasarkan pengamatan lanjutan tim gabungan BI dan PPL Dinas Pertanian Gianyar pada tanggal 28 Agustus 2015 melalui uji sampel, perbandingan pertumbuhan padi antara demplot dengan non-demplot, dengan selisih umur satu hari, padi di areal demplot memiliki tinggi 61 centimeter dan anakan 52 batang, sedangkan non-demplot memiliki tinggi 40 centimeter dan anakan 14 batang.

Padahal dalam penanaman, lanjut dia, demplot menggunakan teknik SRI dengan hanya satu hingga dua bibit di setiap lubang, sedangkan areal non-demplot menggunakan teknik konvensional atau biasa dengan delapan hingga 10 bibit di setiap lubang.

"Teknik SRI ini awalnya dipandang pesimis oleh petani karena dengan satu bibit di setiap lubang, kemungkinan bibit mati sangat tinggi. Namun, setelah melihat pencapaian saat ini, petani percaya teknik SRI mampu meningkatkan jumlah anakan. Dari satu bibit akan tumbuh sekitar enam anakan, dan dari enam anakan tersebut kemudian tumbuh menjadi enam anakan lagi, sehingga didapatkan total anakan 42 batang," imbuhnya.

Sedangkan dengan teknik konvensional, dari delapan bibit yang ditanam, hanya bibit di areal luar yang beranak karena di bagian tengah tidak mendapatkan ruang untuk menghasilkan anakan. Bahkan di areal non demplot yang dapat dikatakan terbaik mengikuti rekomendasi Dinas Pertanian untuk dua kali pemupukan dan kali kali penyiangan, dengan lima bibit per batang didapatkan tinggi padi hanya 45 centimeter dan jumlah anakan 36 batang.

Selain itu, dengan pengairan berselang dan parit keliling, kadar air di areal menjadi terjaga dengan maksimum dua centimeter mengingat pemberian air terlalu tinggi akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan pertumbuhan tunas tidak optimal.

Dengan menggunakan teknik SRI, pertumbuhan anakan padi mengembang ke samping, tidak seperti teknik konvensional yang tumbuh lurus ke atas karena hal itu dapat memengaruhi jumlah malai yang dihasilkan. Pada mini demplot yang dikembangkan salah satu petani juga terlihat perbedaan jumlah anakan yang dihasilkan dengan menggunakan satu bibit per lubang dan delapan bibit per lubang sehingga dengan bukti tersebut akan menghemat biaya pembelian bibit hingga lima kilogram per hektare.

Dari 243 orang anggota Subak Pulagan, sebanyak 47 di antaranya telah sepakat untuk menjadi kelompok binaan BI dengan pendekatan klaster.

Kelompok itu berencana untuk mengukuhkan diri menjadi kelompok tani, ternak dan ikan Pulagan yang merupakan Sub-Subak Pulagan karena selain mengembangkan komoditas pertanian (padi), kelompok juga mengembangkan sapi dan ikan yang terintegrasi dengan menggunakan pupuk, bio-farm, mol, pestisida dan fungisida nabati yang telah berhasil dibuat kelompok.

Meski sebagian besar tugas BI dalam hal moneter namun kontribusi dalam sektor pertanian juga menjadi perhatian bank sentral itu dalam rangka pengendalian inflasi dan mendukung program swasembada pangan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: