Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiongkok: Pembangunan Kereta Cepat Akan Ciptakan 40.000 Lowongan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dinilai sekelas Shinkansen diproyeksikan akan menciptkan 40.000 lowongan pekerjaan setiap tahunnya, kata Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng.

"Menurut perkiraan awal, pembangunan kereta cepat ini akan menciptakan 40.000 lowongan kerja setiap tahun. Stasiun-stasiun dan kawasan disekitarnya bisa dikembangan. Industri perumahan akan menyambut peluang perkembangan yang baru," kata Xie pada konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Jakarta, Senin (31/8/2015).

Ia menilai kereta cepat tersebut juga bermanfaat untuk mendorong penyeimbangan perkembangan antarkota dan desa dengan terbentuknya koridor ekonomi Jakarta-Bandung di sepanjang jalur tersebut.

"Saya yakin nanti akan ada lebih banyak turis dalam negeri mampun luar negeri mengunjungi Kota Bandung dengan mencoba kereta cepat pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang beroperasi dengan kecepatan 350 kilometer per jam ini," katanya.

Kedua, lanjut dia, kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan pusat Kota Jakarta dan Bandung yang biasanya menggunakan tiga sampai lima jam itu bisa ditempuh dalam waktu 36 menit sehingga tercipta efek "satu kota".

Menurut rencana Tiongkok, dia menjelaskan, tiga stasiun kereta cepat akan dibangun di Jakarta, di antaranya, Stasiun Gambir sebagai stasiun umum, lokasinya di samping pusat admisnistrasi dan Monas, dengan jumlah penumbang besar.

Selain itu, Stasiun Manggarai dibangun sebagai pusat jalur kereta cepat juga akan ada banyak penumbang, Stasiun Halim dekat dengan bandara dan akan koneksi dengan "light rail trasit" di masa yang akan datang.

Menurut Xie, kereta cepat Jakarta-Bandung juga akan mengurangi kemacetan Jakarta serta mengurangi polusi ibu kota. Terkait masalah keamanan, pihaknya berjanji akan memprioritaskan kualitas keamanan mengingat kecelakaan kereta cepat yang pernah terjadi di Tiongkok pada tahun 2011.

"Saya bisa berjanji bahwa, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, pihak Tiongkok selalu percaya bahwa kualitas dan keamanan adalah prinsipal pembangunan kereta cepat. Kalau kita analisis dengan membandingkan jumlah kecelakaan dengan data jarah tempuh, kita akan dapat kesimpulan yang lebih obyektif," katanya.

Menurut statistik Perserikatan Rel Internasional (UIC), dia mengatakan selama 10 tahun belakangan ini, prosentase kecelakaan kereta api Tiongkok adalah 0.02 luka atau kematian per miliar kilometer, dan data ini mencatat tingkat terendah seluruh dunia.

Jika Tiongkok terpilih dalam proyek tersebut, pihak Tiongkok dan pihak Indonesia akan mendirikan perusahaan bersama (joint venture) untuk melakukan pembangunan dan pengelolaan kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Paradigma ini berbeda dengan cara EPC, dan minimumnya milik keunggulan sebagai berikut. Pertama, lebih sejalan dengan permintaan pragmatis Indonesia, tidak pakai anggara pemerintah, dan tidak usah jaminan kedaulatan," katanya.

Kedua, lanjut dia, dengan komposisi saham Indonesia memegang 60 persen dan Tiongkok memegang 40 persen, hal itu dinilai menguntungkan kedua pihak.

Ketiga, Xie menambahkan, syarat rencana kredit fanansial harga dan IRR (Internal Ratio of Return) dinilai bisa menjamin proyek ini berkembang dengan berkelanjutan.

Dia menjelaskan Tiongkok mempunyai lima tujuan dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pertama, berhasil membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan bekerja sama dengan perusahaan Indonesia.

"Dalam proses pembangunan, kami akan semaksimal mungkin menggunakan material, perlengkapan, teknik dari Indonesia dan mengerjakan personel Indonesia di bidang konstruksi, teknik dan pengelolaan," katanya.

Dalam pembangunan tersebut, lanjut dia, elemen lokal bisa mencapai 60 persen. Kedua, lanjut dia, pihaknya, membantu Indonesia untuk membina satu tim ahli yang mampu merancang, mengoperasi dan mengelola kereta cepat dalam proses pembangunan.

"Untuk hal ini sudah ditandatangani perjanjian kerja sama antara kosorsium Tiongkok dan Indonesia mengenai pelatihan terhadap personel Indonesia," katanya.

Dia mengatakan pihaknya staf teknik di berbagai bidang misalnya lokomotif, komunikasi, persinyalan, perawatan, dan tenaga listrik.

"Ketiga, kami akan membantu Indonesia untuk mengembangan kapasitas perakitan dan produksi rolling stocks kereta cepat," katanya.

Keempat, pihaknya akan membantu pihak Indonesia menyusun sistem standar produk, pengelolaan dan teknik. Kelima, dia mengatakan kedua pihak bekerja sama untuk merintis pasar ketiga, khususnya pasar di Negara-negara Asean. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: