WE Online, Jakarta - Vitalnya kumpulan data di era informasi mendorong SAS Indonesia untuk membantu pelaku usaha melakukan manajemen data, termasuk UKM.
"Sumber data bagi bisnis telah berubah, bertumbuh secara cepat, dan muncul dalam berbagai struktur. Para pebisnis nantinya dapat memanfaatkan potensi dari sumber data ini dan memperkaya sumber data internal mereka untuk menyediakan pandangan yang lebih holistik. Ini akan memunculkan algoritma yang lebih baru yang secara efektif dapat mengungkap pola dan korelasi tersembunyi serta memberikan pengetahuan mendalam untuk pengambilan keputusan," kata Chief Technology Officer SAS Asia Pasifik Deepak Ramanathan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh ABI Research, sekitar 30 juta objek akan terhubung di era Internet of Things pada tahun 2020. Selain itu, tren data crowd-sourcing juga turut meningkatkan volume dan lalu-lintas data.
Temuan ini tentunya dapat menjadi acuan bagi kalangan perusahaan dan organisasi untuk memiliki data manajemen yang efektif. Data manajemen yang solid akan mendorong penggunaan data secara akurat dengan begitu keputusan bisnis yang lebih baik akan menjadi suatu keniscayaan,
"Mengelola data telah menjadi isu utama bagi perusahaan. Dengan kebutuhan data dan lingkungan bisnis yang terus berubah termasuk big data, data yang tidak terstruktur, serta data governance, mengelola data semakin menjadi tantangan. Data memiliki dampak langsung terhadap perusahaan. Strategi dalam mengelola data, terlepas dari ukurannya, telah menjadi isu bisnis. Berbagai organisasi telah sukses merancang, mengelola, dan mengatur data perusahaan mereka berdasarkan inisiatif dan kebutuhan bisnis," kata Sales Director SAS Indonesia Peter Sugiapranata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
