Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

APPI Harap Perekonomian RI Membaik

Warta Ekonomi -

WE Online, Palembang - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung berharap perekonomian dalam negeri segera membaik, karena perlemahan daya beli yang terjadi membuat usaha hanya tumbuh tiga hingga dua persen dalam dua tahun terakhir.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Sumsel Iwan di Palembang, Kamis (26/11/2015), mengatakan, jika tahun depan tidak ada suatu perbaikan maka sangat dimungkinkan akan terjadi pemutusan hubungan kerja dan penutupan sejumlah kantor cabang.

"Saat ini saja, kantor-kantor cabang APPI sudah tidak lagi menerima pegawai baru. Malah jika ada yang mengundurkan diri, tidak akan dicari penggantinya," kata Iwan.

Menurutnya, untuk tetap bertahan dalam kondisi ini, perusahaan pembiayaan sejak setahun terakhir sangat selektif dalam menyalurkan kredit untuk menjaga kualitas usaha.

Langkah ini dipandang yang terbaik mengingat Sumsel merupakan daerah sangat bergantung dengan komoditas ekspor, yakni karet, sawit, dan batu bara. Sementara, harga ketiga komoditas ini jatuh di pasaran internasional.

"Karena itu, fokus saat ini dialihkan ke sektor perdagangan dan pembiayaan bagi konsumen berpenghasilan tetap, seperti untuk kalangan PNS," kata dia.

Untuk itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Provinsi Sumatera Selatan berharap pemerintah bekerja keras dalam membenahi perekonomian yang sedang lesu ini, karena telah berimbas pada bisnis kredit kendaraan.

"Saat ini saja bisnis pembiayaan sudah turun drastis. Jika upaya yang dilakukan seperti mengeluarkan paket ekonomi tidak berdampak, maka krisis ekonomi sudah sangat dekat," kata Iwan.

Ia mengharapkan, pemerintah menjaga sektor rill tetap tumbuh untuk menopang produk jasa keuangan.

"Bagaimana produk jasa keuangan bisa laku jika daya beli masyarakat terus merosot. Maklum saja, 60 persen pembiayaan berada pada sektor konsumen rumah tangga, seperti pembelian mobil," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank Direktorat Pengawasan Lembaga Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan Muhammad Ansyori mengatakan sejak September 2015, pertumbuhan industri pembiayaan hanya dua persen.

Namun, di tengah mundurnya kinerja tersebut, industri ini tetap menjaga kualitas dengan ditandai angka Non Performing yang masih terjaga di kisaran 1,45 persen meskipun sempat di kisaran 1,3 persen pada Mei 2015. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: