WE Online Jakarta- Kejaksaan Agung (Kejagung) dinilai kurang serius menyelesaikan kasus yang menyeret mantan Ketua DPR Setya Novanto. Kejagung dinilai hanya berpolitik dalam kasus Novanto untuk menunjukkan seolah-oleh bekerja.
"Proses pemeriksaan atas Novanto semakin tidak jelas karena sebenarnya Kejagung tidak sungguh-sungguh bermaksud menjerat Novanto. Kejagung hanya berpolitik dalam kasus tersebut," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, di Jakarta, Jumat (5/2).
Sebagaimana diketahui, Novanto diduga melakukan tindakan permufakatan jahat untuk mendapatkan saham dari PT Freeport Indonesia. Caranya, dengan mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk mendapatkan saham dari Freeport.
Hendardi menegaskan, tidak heran jika Novanto membantah atas tuduhan tersebut. Menurutnya, Novanto adalah orang yang memiliki pengaruh kuat pada penegak hukum. Terbukti dalam beberapa kasus yang menjeratnya, dirinya selalu lolos dari jerat hukum, meskipun putusan pengadilan menunjukkan indikasi kuat keterlibatannya. Salah satunya dalam kasus Bank Bali yang terjadi pada awal reformasi.
"Kami mendorong KPK untuk melakukan supervisi intensif atau mengambilalih kasus Novanto dalam kaitannya dugaan memperdagangkan pengaruh untuk keuntungan pribadi. Dalam nomenklatur pemberantasan korupsi, tindakan Novanto dapat diminta pertanggungjawaban hukumnya,"tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement
