Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Ekonomi Sulut Terjadi Perlambatan

Warta Ekonomi -

WE Online Manado - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Peter Jacobs mengatakan perekonomian daerah tersebut terjadi perlambatan pada triwulan keempat 2015 dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya(YoY).

"Perlambatan ekonomi tersebut tergambar pada angka pertumbuhan ekonomi tahun 2015 yang hanya 6,12 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya masih di angka 6,31 persen,"kata Peter di Manado, Jumat (5/2/2016)

Perlambatan ekonomi Sulut, kata Peter juga dipengaruhi kondisi ekonomi pada triwulan keempat tahun lalu yang tercatat dengan angka pertumbuhan hanya 5,57 persen.

Secara sektoral, katanya, lapangan usaha utama Sulut yaitu perdagangan, konstruksi dan industri pengolahan tumbuh meningkat, sementara sektor pertanian cenderung melambat.

Di sisi penggunaan, komponen konsumsi pemerintah dan investasi tumbuh meningkat, sementara komponen konsumsi rumah tangga melambat, ekspor menurun lebih dalam, serta impor meningkat.

Pertumbuhan ekonomi Sulut tersebut lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia. Peningkatan beberapa sektor utama seperti sektor perdagangan, konstruksi dan industri pengolahan telah sesuai perkiraan Bank Indonesia, namun peningkatan tersebut belum cukup mampu mendorong perekonomian Sulut tumbuh meningkat.

Sektor perdagangan tidak tumbuh setinggi perkiraan disebabkan oleh tingkat konsumsi masyarakat pada akhir tahun tidak seimpresif tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pelaksanaan Pilkada serentak yang diperkirakan bakal mendorong tingkat perdagangan, nyatanya tidak memberikan dampak yang terlalu signifikan.

Di sisi lain, katanya, terbatasnya konsumsi tercermin juga dari sektor transportasi yang cenderung melambat.

Perlambatan sektor terbesar Sulut yaitu sektor pertanian berada di luar perkiraan Bank Indonesia. Subsektor perikanan yang diperkirakan mampu mendorong laju pertumbuhan sektor pertanian setelah tidak diperpanjangnya peraturan moratorium oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), ternyata tidak cukup kuat menahan penurunan subsektor pertanian baik tanaman pangan maupun perkebunan.

"Subsektor pertanian tersebut tumbuh melambat disebabkan oleh dampak El Nino. Banyak pertanian tanaman pangan mengalami gagal panen, sementara perkebunan melambat pasca panen raya cengkih pada triwulan III 2015," jelasnya.

Selain itu, katanya, perlambatan ekonomi didorong oleh sektor jasa keuangan dan asuransi yang terkontraksi, dimana Bank Indonesia memperkirakan sektor tersebut hanya tumbuh melambat.

Kontraksi sektor tersebut tercermin dari fungsi intermediasi perbankan yang mengalami penurunan pada triwulan IV 2015 baik kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga tumbuh melambat. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: