Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nilai Tukar Petani Pangan Bali Turun

Warta Ekonomi -

WE Online, Denpasar - Nilai tukar petani subsektor tanaman pangan meliputi padi dan palawija (NTP-P) di Bali, menurun 0,68 persen, dari 100,48 persen pada Desember 2015 menjadi 99,81 persen Januari 2016.

"NTP-P itu berada di bawah angka 100 yang menunjukkan bahwa sektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar pengeluaran untuk konsumsi dan usaha produksi pertanian dibandingkan dengan hasil yang diterima petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho MM, di Denpasar, Kamis (11/2/2016).

Ia menyebutkan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,32 persen. Kenaikan itu terjadi pada kelompok padi sebesar 1,07 persen, dan palawija menurun 1,81 persen.

Pada sisi lain indeks harga yang dibayar petani (lb) tercatat mengalami kenaikan yang lebih besar dari indeks harga yang diterima petani yakni sebesar satu persen.

Adi Nugroho menjelaskan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga (IHKP) dan indeks biaya produksi serta penambahan barang modal masing-masing sebesar 1,11 persen dan 0,49 persen.

Sedangkan harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali pada bulan Januari 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, Desember 2015.

Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 1,84 persen.

Harga gabah tersebut jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.816,54 per kilogram dan di tingkat penggilingan Rp4.890,96 per kg.

Adi Nugroho menjelaskan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, yaitu empat subsektor mengalami penurunan dan satu lagi mengalami peningkatan.

Empat subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor tanaman pangan, yaitu subsektor peternakan 0,48 persen, subsektor perikanan 0,25 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,75 persen.

Satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor hortikultura naik sebesar 1,33 persen, ujar Adi Nugroho pula. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: