Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Janjikan Desentralisasi Kewenangan ke DPD I-II

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta) - Calon ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Airlangga Hartarto menjanjikan akan melakukan desentralisasi kewenangan menyangkut penentuan calon kepala daerah seperti bupati, walikota dan gubernur ke pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I (propinsi) dan DPD tingkat II (kabupaten/kota).

"Saya akan serahkan ke DPD I maupun DPD II. Karena yang punya wilayah mereka. Yang dekat dengan rakyat juga mereka," kata calon Ketum DPP PG Airlangga di Jakarta, Minggu (20/3/2016).

Airlangga menjelaskan ke depan, penentuan kebijakan tidak bisa lagi harus dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PG. Apa yang terkait daerah harus diserahkan ke pengurus daerah. Masalah penentuan calon kepala daerah maupun calon anggota legislatif daerah harus menjadi kewenangan daerah.

"Pimpinan pusat hanya memonitor saja. DPP hanya merestui dan mengikuti apa yang sudah diputuskan di daerah. Bukan ditolak, apalagi membuat kebijakan berbeda dari yang sudah ditetapkan di daerah," tutur anggota Komisi IX DPR ini.

Menurut Airlangga, penentuan jabatan publik di daerah, keputusannya didominasi oleh daerah. Pimpinan pusat tambahnya hanya meng-endorse. Atau kalau ada deadlock di daerah, baru DPP akan mengambil peranan.

Airlangga juga berjanji akan menjadikan Golkar sebagai wadah berkumpul generasi Y. Pasalnya, perkembangan dunia, termasuk partai politik (parpol) ke depan sangat dipengaruhi oleh generasi tersebut.

"Generasi baru yang sering disebut generasi Y, perlu diwadahi dalam partai politik," katanya.

Menurut Airlangga, generasi Y adalah para anak muda yang lahir di tahun 1980-an. Generasi ini biasa disebut generasi millenium yang muncul setelah Generasi X.

Generasi Y ini dicirikan menguasai dunia media sosial (medsos), anti kemapanan dan status quo, dan selalu menginginkan ada hal baru atau perubahan. Generasi ini sangat menghormati egaliterian serta menguasai teknologi.

Airlangga menjelaskan, apa yang terjadi dengan bakal calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok saat ini adalah perlawanan dari generasi Y ini terhadap partai politik (parpol) yang disebut sebagian kalangan sebagai deparpolisasi.

Para generasi Y, tambahnya, sesungguhnya tidak anti parpol, tetapi tidak suka dengan parpol yang korup, pragmatis, jauh dari perjuangan akan rakyat dan money politics.

"Jika kelompok ini diwadahi dan parpol dibangun secara baik, tanpa praktik-praktik tercela maka deparpolisasi tidak akan terjadi. Kami ingin ciptakan kaderisasi dan regenerasi dengan menampung mereka," jelasnya.

Bagi Airlangga, sasaran untuk mengingkatkan suara Golkar kedepan adalah dengan menampung dan memberdayakan para generasi Y tersebut. Komunikasi dalam medsos dibuka seluas-luasnya dan menjadi bagian dari infrastruktur komunikasi partai.

"Kami ingin ciptakan kaderisasi dan regenerasi dengan menampung mereka," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: