Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Temui Perwakilan Korsel, Fadli Minta Saemaul Undong Diterapkan di Indonesia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon hari ini (Rabu, 4/5) menerima kunjungan Ketua Komite Persahabatan Korea Selatan- Indonesia di Gedung DPR RI. Pertemuan ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah Korsel dan Indonesia.

Dalam kesempatan ini, dari pihak Korsel diwakili oleh Ahn Hong Jun. Fadli mengapresiasi kerjasama antara kedua negara, menurutnya banyak capaian dari Negeri Gingseng terutama menyangkut bidang pertanian yang bisa ditiru oleh pemerintah Indonesia. Dia menyebut salahsatunya program Saemaul Undong.

Apa itu Saemaul Undong? yakni program pelatihan bagi petani yang telah diterapkan oleh pemerintah Korsel dalam rangka meningkatkan kapasitas sumberdaya petani.

"Saya minta Korea Selatan membuka Saemaul Undong (pusat pelatihan) di Indonesia untuk memperbaiki mental, mindset dari petani‎. Korea Selatan maju karena adanya Saemaul Undong," kata Fadli di Gedung DPR, Rabu (4/5/2016).

Menurut Fadli, dengan adanya program Saemaul Undong, pemerintah Indonesia diharapkan bisa belajar dari Korea Selatan soal memberdayakan para petani agar dapat memberikan nilai tambah bagi kondisi perekonomian nasional serta kerjasama sosial.

"Saemaul Undong bisa membentuk disiplin, mandiri, kooperation. Daripada jargon revolusi mental yang digadang-gadangkan pemerintah, lebih baik belajar ke Korea Selatan," katanya.

Hal lain yang diusulkan oleh Fadli, adalah dilakukan pertukaran petani antar kedua negara.

"‎Saya juga minta kalau bisa pertukaran petani dengan Korea Selatan karena sangat penting, bisa meningkatkan kapasitas petani, ini bentuk kongkrit goverment to government contact," kata Fadli.

Dalam kesempatan ini, politisi Partai Gerindra itu juga mengapresiasi pemerintah Korsel yang tidak mengirimkan buruh kasarnya ke Indonesia, hal itu dikatakan Fadli menanggapi peristiwa 'bobol'-nya pemerintah Indonesia saat penangkapan beberapa WNA asal China yang tengah melakukan pengeboran di lokasi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada akhir pekan lalu.

"Saya apresiasi Korea Selatan yang tidak membawa dan masukkan buruh-buruh kasar ke Indonesia. Sebab buruh Indonesia butuh lapapangan pekerjaa‎n. Daripada China, mereka kirim buruh kasar ke Indonesia. Buruh kasar China tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali," kata Fadli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: