Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MasterCard: Ramadhan Berpengaruh Terhadap Destinasi Wisata Dunia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Penelitian terbaru dari MasterCard dan CrescentRating mencatat banyak tujuan wisata yang akan merasakan dampak peningkatan kedatangan wisatawan sehubungan dengan meningkatnya umat muslim yang bepergian selama bulan Ramadhan.

Selama Ramadhan yang diperkirakan hadir mulai dari Juni hingga Februari selama periode 15 tahun mendatang, berbagai destinasi wisata di dunia akan menjadi tujuan menarik bagi para wisawatan muslim, menurut data dan analisis yang diungkapkan melalui hasil penelitian tersebut.

"Wisata Ramadhan kurang mendapatkan perhatian oleh industri terkait, meskipun terdapat tren yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir," kata CEO of CrescentRating & HalalTrip, Fazal Bahardeen dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Meskipun demikian, kata dia, laporan tersebut mengungkapkan beberapa temuan informasi dan pandangan menarik terutama bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah.

"Umat muslim yang bepergian di bulan Ramadhan menjadi sebuah tren yang berkembang dan hal tersebut menjadi salah satu yang dapat memberikan keuntungan bagi negara-negara tersebut, melalui pemasaran dan perencanaan destinasi strategis yang dilakukan oleh otoritas pariwisata setempat," tuturnya.

Sementara itu, Group Head Islamic Payments Southeast Asia at MasterCard Incorporated, Safdar Khan menyatakan sebagai salah satu sektor pariwisata dengan pertumbuhan tercepat di dunia, pasar wisata muslim membawa peluang yang sangat besar karena sejumlah pemerintah meningkatkan upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan muslim ke negara mereka.

Menurutnya, dengan bepergian selama Ramadhan yang juga diperkirakan tumbuh pada dekade berikutnya, penelitian terbaru ini menjadi sebuah hasil penelitian berharga bagi perusahaan dan pemerintah dalam membantu mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan dan pilihan dari wisatawan muslim.

"Serta bagaimana mereka dapat beradaptasi untuk menyediakan produk dan layanan yang sesuai bagi para wisatawan tersebut selama bulan suci Ramadhan," kata Safdar.

Sebanyak 50 tujuan wisata di seluruh dunia dianalisis dalam penelitian ini dan mengacu pada tiga kriteria, yakni suhu rata-rata pada siang hari, durasi waktu berpuasa, dan nilai Global Muslim Travel Index 2016 selama lebih dari 15 tahun hingga 2030.

"Terlepas dari tiga kriteria yang digunakan untuk analisa ini, Mekah dan Madinah (Arab Saudi), tetap menjadi destinasi teratas dari sudut pandang agama," tuturnya.

Oleh karena itu, kata Safdar, Arab Saudi dikeluarkan dari daftar peringkat negara tujuan wisata muslim dan dipisahkan dari analisa mengenai bagaimana perjalanan Ramadhan dapat membantu untuk mendorong upaya dalam mencapai Vision 2030.

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang memberikan wawasan dan informasi yang sangat bermanfaat bagi negara destinasi serta pelaku bisnis dalam industri pariwisata tentang bagaimana mereka bisa mengembangkan strategi jangka menengah hingga jangka panjang untuk menarik dan memenuhi kebutuhan wisatawan muslim selama bulan Ramadhan pada tahun-tahun mendatang.

Mulai dari tahun ini hingga tahun 2020, Malaysia menempati peringkat teratas dalam daftar negara destinasi terbaik diikuti oleh Indonesia, sementara Singapura berada di peringkat ketiga.

Sementara mulai 2023, bulan Ramadhan diperkirakan akan jatuh pada bulan-bulan dengan iklim yang lebih dingin, negara-negara destinasi di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Qatar, dan Oman akan menjadi tujuan wisata menarik bagi para wisatawan Muslim.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hal ini akan berimbas positif pada negara-negara seperti Yordania, Mesir, Maroko, dan Tunisia. Sebagai konsekuensinya, tren tersebut akan membuat negara-negara non-Islam (non-OIC) dan kawasan Asia Tenggara akan dilihat sebagai destinasi yang kurang menarik dan akan mengalami penurunan kedatangan wisatawan mulai tahun 2030.

MasterCard-CrescentRating Global Muslim Travel Index 2016 juga mengungkapkan pada 2015 terdapat sekitar 117 juta kedatangan wisatawan muslim secara global, mewakili hampir 10 persen dari keseluruhan pasar wisata.

Hal ini diprediksi akan tumbuh mencapai hingga 168 juta pengunjung pada tahun 2020, setara dengan 11 persen dari segmen pasar dengan nilai yang diproyeksikan melebihi 200 miliar dolar AS. Malaysia menduduki peringkat tertinggi dalam daftar negara destinasi wisatawan muslim tersebut untuk dua tahun berturut-turut, sementara Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, dan Qatar melengkapi daftar peringkat lima besar dari kategori Negara-negara Islam (OIC). (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: