Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perlu Langkah Khusus Tangani Masalah Haji

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyatakan perlunya terobosan khusus dalam mengatasi persoalan waktu pemberangkatan jama'ah haji Indonesia yang tak pernah bisa dipastikan secara cepat.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal ICMI Muhammad Jafar Hafsah di Jakarta, Senin (29/8/2016) menanggapi kasus tertangkapnya 185 Jama'ah Haji asal Indonesia di Filipina beberapa waktu lalu.

"Ini terjadi karena penyelenggaraan haji masih belum ditanggapi dengan baik, manajemen belum berjalan lancar, pengawasan serta evaluasi jamaah haji masih lemah," katanya.

Menurut dia, Kementerian Agama diharapkan mampu memotong mata rantai agar orang tidak terlalu lama indent untuk waktu keberangkatan haji sebab akar masalahnya ada di sini.

"Perlu perlakuan khusus bagi Indonesia dengan menambah kuota haji, bahkan jika perlu melampaui angka proporsional yang biasanya, karena inipun sesuai rasio jumlah Muslim Indonesia yang terbesar di dunia," ujarnya.

Jafar menyatakan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, maka permintaan akan haji otomatis cukup besar pula, sedangkan ketersediaan kuota haji yang dapat di berangkatkan setiap tahun relative kecil.

Apalagi, setelah terjadi pembangunan Masjidil Haram, kuota lebih diperkecil lagi, sehingga pemberangkatan haji semakin sedikit.

Jamaah yang diberangkatkan berhaji, tambahnya, semula harus menunggu 10 tahun, berangsur-angsur hingga 20 tahun, malah ada daerah 30 tahun baru bisa berangkat.

"Keinginan yang tinggi, disertai ketersediaan dana yang cukup untuk berhaji akan tetapi terkendala masalah kuota, dan kalaupun berangkat nantinya sudah tua, atau mungkin sudah meninggal baru mendapatkan jatah berhaji," ungkap Jafar.

Oleh karena itu muncul kreatifitas bagaimana bisa memotong siklus agar tidak perlu berlama-lama antri untuk bisa berhaji antara lain, mengurus visa dengan undangan, menurutnya ada jatah kuota undangan dari pemerintah Raja Saudi Arabia, atau menggunakan jatah orang meninggal yang otomatis tidak bisa berangkat, serta cara terakhir biasanya adalah menggunakan visa Negara lain.

Asumsi bahwa di Negara lain kuota haji tidak dapat dipenuhi, dan selisih itulah yang digunakan para agen haji yang tidak bertanggung jawab untuk mengakali kuota haji di Indonesia.

Dia mengungkapkan, sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat kita para jamaah banyak yang mendaftar haji di Malaysia, Singapura, dan Brunei. Dan yang mengejutkan ada agen perjalanan haji yang menggunakan visa palsu Negara lain.

"Ini sudah cara mafia, ini sudah kejahatan luar biasa. Bagaimana ibadah dimanipulasi menjadi perjalanan illegal melibatkan negara lain," kata Jafar.

Karena itu dirinya meminta, agar peristiwa ini harus ditangani dengan cepat dan cermat, jama'ah yang menjadi korban segera diterbangkan kembali ketanah air.

Selain itu juga, pengelola haji harus menginventarisasi agen/travel haji, mengenai bagaimana keabsahan kelembagaanya, infrastrukturnya, bagaimana mekanisme kerja mereka, terangnya.

"Para agen/travel haji haruslah didampingi, dimonitor, diawasi, dan dievaluasi. Agen/travel yang melanggar harus didiskualifikasi," ujar Jafar.

Dia juga menekankan, Pemerintah seyogyanya berusaha agar Kuota haji Indonesia ditambah melihat Indonesia merupakan Negara muslim terbesar di dunia. Tidak hanya itu, menurutnya warga Indonesia yang menyelenggarakan ibadah haji terkenal tertib, patuh, dan sangat jarang menimbulkan permasalahan saat ibadah haji berlangsung.

Seperti diketahui, data terakhir yang dirilis oleh Polri, sebanyak 185 calon jamaah haji Indonesia ditangkap di Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino Jumat (19 Agustus 2016) setelah ketahuan menggunakan paspor Filipina.

Awalnya terungkapnya adalah saat petugas setempat mencurigai mereka karena tidak bisa berbahasa Tagalog atau bahasa setempat dan hanya berbicara dalam bahasa Inggris. (Ant)

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: