Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Jamu dan Komestik Jadi Prioritas Pemerintah

Warta Ekonomi, Jakarta -

Berperan besar sebagai salah satu penggerak utama perekonomian nasional,  pemerintah menetapkan industri kosmetik dan jamu menjadi  sektor  industri prioritas. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan  neraca perdagangan produk kosmetik mengalami surplus sebesar 90 %.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai ekspor kosmetik pada tahun 2015 yang mencapai US$ 818 juta atau dua kali lipat dibandingkan nilai impornya sebesar US$ 441 juta. 

Saat ini sebanyak 760 perusahaan kosmetik tersebar di wilayah Indonesia serta mampu menyerap sebanyak 75 ribu tenaga kerja secara langsung dan 600 ribu tenaga kerja secara tidak langsung,” papar Airlangga di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut ia menjelaskan untuk industri jamu dan obat tradisional juga mencatatkan prestasi yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terlihat dari omzet yang terus meningkat dari tahun ke tahun.”Pada tahun 2015, penjualan mencapai Rp. 16 triliun dan pada tahun 2016 diperkirakan mencapai Rp .17 triliun,”tambahnya.

Apalagi lanjutnya saat in terdapat 1.247 industri jamu yang terdiri dari 129 Industri Obat Tradisional (IOT) dan selebihnya termasuk golongan Usaha Menengah Obat Tradisional (UMOT) dan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Hingga saat ini juga, industri obat tradisional mampu menyerap sebanyak 15 juta tenaga kerja, yang meliputi tiga juta terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat dan selebihnya 12 juta terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa, dan aromaterapi.

Airlangga menambahkan bahwa kementriannya juga berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian industri kosmetik dan jamu nasional dalam upaya mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Apalagi, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor ini karena tingginya jumlah penduduk dan tersedianya sumber daya alam yang melimpah.

“Untuk itu, kami menekankan penguasaan teknologi kepada pelaku industri kosmetik dan jamu agar mampu mengolah bahan baku lokal. Selanjutnya, kami mengampanyekan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) kepada masyarakat,” Ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: