Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

WTO Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Dunia 2016

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan tahun ini lebih dari sepertiga. Proyeksi tersebut turun dari angka 2,8% menjadi 1,7% yang merupakan laju terlambat perdagangan dan pertumbuhan produksi sejak krisis 2009. Penurunan ini mencerminkan perlambatan ekonomi  China, Brazil dan rendahnya pasokan impor ke AS.

Perdagangan telah tumbuh 1,5 kali lebih cepat dari produk domestik bruto, namun proyeksi WTO hanya sebesar 80% pada tahun ini. Ini akan menjadi kekalahan pertama dari globaliasi sejak tahun 2001 dan merupakan kedua kalinya sejak 1982.

"Dramatisnya perlambatan perdagangan ini sangat serius dan kita harus melayaninya sebagai panggilan untuk bangun, terutama dalam konteks berkembangnya sentimen anti-globalisasi," kata Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo.

"Kita perlu memastikan agar masalah ini tidak diterjemahkan ke dalam kebijakan yang salah arah yang bisa membuat situasi lebih buruk. Tidak hanya untuk perspektif perdagangan, tapi juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, yang erat dengan sistem perdagangan yang terbuka," lanjutnya.

Perdagangan internasional sedang lesu dan ini barangkali bagian dari sebab kinerja ekonomi secara global sejak krisis keuangan. Aktivitas ekonomi dan pertumbuhan perdagangan telah tumbuh pasca-krisis tersebut, namun pertumbuhan itu tidak meyakinkan.

Dilansir BBC di Jakarta, Selasa (27/9/2016), menurut WTO ada beberapa faktor melemahnya ekonomi global secara umum yakni kebijakan pemerintah yang tidak signifikan menerapkan liberalisasi perdagangan dan tingginya proteksionisme.

Pada prinsipnya pemerintah bisa mengatasi lemahnya pertumbuhan dengan adanya negosiasi perdagangan dan melarang proteksi terhadap barang impor, namun yang terjadi adalah reaksi politik secara luas untuk melawan globalisasi.

Manfaat untuk meningkatkan integritas ekonomi mungkin terjadi, namun ada orang yang merasa tak berada di dalamya, sementara lainnya merasa kehilangan. Proyeksi WTO untuk bulan April di Amerika Selatan sebesar (-4,5% menjadi -8,3%), Amerika Serikat (4,1% menjadi 1,9%), dan Asia (3,2% persen menjadi 1,6%), sementara prediksi untuk impor Eropa melonjak dari 3,2% menjadi 3,7%.

Ia menambahkan referendum di Inggris tidak membuat aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang jelas, terutama dengan jatuhnya nilai pound terhadap dolar dan euro. Perkiraan pertumbuhan Inggris akan melambat pada tahun 2017, namun negara tidak akan jatuh ke dalam resesi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: