Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Distribusi BBM ke Ketapang Terhambat Cuaca

Distribusi BBM ke Ketapang Terhambat Cuaca Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Pontianak -

PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan menyatakan, distribusi BBM jenis premium ke Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, terhambat karena cuaca buruk dalam sepekan terakhir.

"Distribusi premium dari Kilang Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan Riau ke Jobber Ketapang terhambat, sehingga secara otomatis distribusi ke KKU juga terhambat," kata Sales Executive Retail VII Pertamina, Andi Reza Ramadhan saat dihubungi di Sintang, Selasa (10/1/2017).

Ia menjelaskan, distribusi premium sebanyak 1.300 KL menggunakan jalur laut dari Kilang Tanjung Uban menuju Jobber Ketapang sekitar tanggal 3 hingga 8 Januari 2017 sempat terhambat, karena tingginya gelombang dan buruknya cuaca.

"Alhamdulillah, Senin kemarin (9/1) kapal yang membawa premium tersebut sudah bongkar di Jobber Ketapang, sehingga sekarang stok dan pasokan premium di Ketapang dan KKU sudah aman," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah mendistribusikan sebanyak 650 KL BBM jenis pertalite untuk memenuhi kebutuhan BBM di dua kabupaten tersebut, katanya.

Dalam kesempatan itu, Andi menambahkan, dari tanggal 3 hingga 8 Januari 2017, pihaknya telah memasok pertalite guna memenuhi kebutuhan BBM di KKU yang sempat distribusinya terhambat karena cuaca tersebut.

"Dengan pasokan premium dan pertalite tersebut, maka stok BBM di Ketapang dan Kayong Utara aman hingga delapan hari ke depannya. Tetapi pasokan akan tetap kami tambah terus," ujarnya.

Sementara itu, Muhtarudin salah seorang pemilik kios di Desa Sutera, Kecamatan Sukadana, mengatakan, pihaknya kesulitan dalam mendapatkan premium sejak awal Januari dan hingga saat ini.

Ia menjelaskan, jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di KKU memang terbatas sehingga membuat Pemkab Kayong Utara mengeluarkan kebijakan khusus, yakni pedagang kecil dan agen diperbolehkan menjual BBM dengan menggunakan jeriken.

"Setelah menghilang dari pasaran, kami terpaksa menjual pertalite yang harganya lebih tinggi atau setara dengan Rp9.000 per liter," ungkapnya.

Pertalite yang saat ini dijual oleh pedagang kecil diperoleh dengan membeli sendiri tanpa melalui agen BBM yang direkomendasikan oleh Pemkab Kayong Utara, katanya.

"Harga BBM pertalite lebih mahal dan masyarakat KKU masih enggan menggunakannya BBM tersebut," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: