Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putaran Kedua Pilkada DKI Jadi Ujian Partai Berbasis Agama

Putaran Kedua Pilkada DKI Jadi Ujian Partai Berbasis Agama Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti pada Pusat Laboratorium Politik Muhamad Hailuki mengatakan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan menjadi ujian bagi partai berbasis agama dalam kemampuan membaca aspirasi akar rumput.

"Pemilih PPP, PKB, PAN meski sesama santri, namun memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilih PPP dan PKB didominasi oleh jamaah Nahdlatul Ulama, adapun pemilih PAN mayoritas adalah Muhammadiyah," kata Lukim sapaan Muhamad Hailuki, di Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Ia mengatakan putaran kedua pPilkada DKI Jakarta merupakan pertarungan yang ketat, baik bagi pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat maupun pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang memerlukan suara signifikan untuk memenangi pertarungan dalam Pilkada.

Dengan perbedaan suara yang ketat di putaran pertama maka agar bisa menjadi pemenang pada putaran kedua, baik Basuki maupun Anies mutlak membutuhkan limpahan suara pendukung pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni. "Karena tampaknya sulit terjadi migrasi pendukung Basuki beralih mendukung Anies dan begitu pula sebaliknya," kata Luki.

Ia mengatakan kondisi tersebut karena pendukung Basuki maupun Anies tergolong kategori "stronger voters". "Loyalitas yang mereka miliki sudah sangat kuat, maka pilihannya kedua pihak harus bersaing menyedot suara pendukung Agus," ujarnya. Luki mengatakan selain diusung Demokrat Agus juga diusung oleh PPP, PKB, dan PAN.

Sikap pemilih Demokrat akan sangat dipengaruhi oleh sikap Agus, namun sikap pemilih ketiga partai pengusung lain yang notabene partai berbasis Islam belum tentu akan serupa dengan sikap Demokrat.

Sebagai partai berbasis Islam atau santri, ketiganya harus bersikap sesuai dengan khittah dan aspirasi akar rumput. "Untuk itu para elite PPP, PKB, PAN harus cermat dalam memberikan dukungan pada putaran kedua. Jika gegabah akan menimbulkan pergolakan internal dan bahkan bisa ditinggalkan pemilih tradisionalnya pada Pemilu 2019," katanya.

Jika aspirasi akar rumput tidak diperhatikan maka konsekuensinya partai tersebut kelak akan ditinggalkan oleh konstituennya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: