Frekuensi Transaksi Meningkat Seiring Bertambahnya Saham Margin

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata frekuensi transaksi harian hingga akhir Februari 2017 meningkat sebesar 65 persen atau menjadi sebanyak 387.500 kali seiring dengan bertambahnya jumlah saham margin.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio di Jakarta, Selasa (28/2/2017), mengatakan bahwa salah satu faktor yang mendukung peningkatan itu, yakni bertambahnya jumlah saham margin pada bulan Februari 2017 menjadi sebanyak 185 saham dibandingkan bulan sebelumnya hanya 61 saham margin.

"Akan tetapi, untuk transaksi dengan saham margin tolong investor berhati-hati, harus diperhatikan juga fundamentalnya," ujarnya.

Ia merasa otimistis frekuensi transaksi itu akan meningkat ke depannya menyusul mulai beroperasinya PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) pada bulan April mendatang.

PEI bakal memberikan pembiayaan margin kepada perusahaan efek (broker) yang telah menjadi anggota bursa (AB) dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) minimal sebesar Rp250 miliar.

Tito Sulistio menjelaskan bahwa terdapat 32 perusahaan sekuritas dengan status AB telah memiliki MKBD di atas Rp250 miliar. Sekitar 14 s.d. 15 perusahaan efek juga sudah memiliki MKBD di atas Rp150 miliar.

"Semua AB mencoba menaikkan MKBD-nya agar dapat melakukan transaksi margin," katanya.

Selain bertambahnya jumlah saham margin, dia juga mengatakan bahwa transaksi saham di bursa saham domestik akan meningkat seiring dengan akan bertambahnya perusahaan tercatat atau emiten, baik swasta maupun anak usaha BUMN.

Direktur Perdagangan dan Pengawasan Anggota BBEI Alpino Kianjaya menambahkan bahwa saat ini semua lapisan saham bergerak. Hal itu juga tidak lepas dari bertambahnya jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia.

"Pada bulan Februari 2017, sempat mencatatkan rekor investor aktif harian tertinggi, yakni sebanyak 42.126 investor. Sebelumnya, investor aktif harian BEI hanya sekitar 20.000 investor," katanya. (Ant)