Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog Mataram Gunakan Dua Harga untuk Beli Gabah Petani

Bulog Mataram Gunakan Dua Harga untuk Beli Gabah Petani Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Mataram -

Perum Badan Urusan Logistik menargetkan penyerapan beras produksi petani sebanyak empat juta ton pada 2017 melalui skema pembelian dengan dua harga.

"Kami ingin target tercapai, bahkan terlampau. Untuk itu kami menggunakan dua jenis harga, yakni harga pembelian pemerintah (HPP) dan harga komersil," kata Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Tri Wahyudi Saleh, usai menyosialisasikan pengadaan beras, di Mataram, Selasa (14/3/2017).

Sasaran sosialisasi adalah Kepala Divisi Regional (kadivre) dan Kepala Sub Divre Bulog seluruh Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wahyudi mengatakan, pihaknya juga sudah menyiapkan dana untuk pembelian beras dari petani sebesar Rp30 triliun. Dana tersebut bisa bertambah jika realiasi serapan melebihi dari target.

Saat ini, Bulog baru menyerap sebanyak 190.000 ton beras petani atau setara dengan 400.000 ton gabah.

Menurut dia, pembelian beras pada awal tahun terbilang cukup tinggi. Hal itu disebabkan panen petani lebih awal dibandingkan musim panen tahun sebelumnya.

"Kalau di NTB, pembelian sudah mencapai 1.500 ton dari target 184.000 ton," ujar Wahyudi yang didampingi Kadivre Bulog NTB Achmad Ma'mun.

Ia meyakini pembelian beras produksi petani di NTB, dalam waktu dekat akan semakin meningkat karena panen padi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa masih berlangsung.

NTB juga merupakan provinsi yang berada dalam urutan delapan se-Indonesia sebagai provinsi penyumbang beras nasional dan mampu memasok untuk kebutuhan beberapa provinsi.

Untuk mendukung upaya penyerapan beras di NTB, kata Wahyudin, pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,3 triliun. Dana tersebut untuk pembelian beras kualitas baik dengan tingkat kerusakan 15 persen dan diterima di gudang dengan HPP sebesar Rp7.500 per kilogram.

Sementara HPP untuk beras dengan tingkat kerusakan 20 persen sebesar Rp7.300 per kilogram dan Rp7.150 per kilogram untuk beras dengan tingkat kerusakan mencapai 25 persen.

Bulog juga akan membeli gabah yang harganya lebih dari Rp3.000 per kilogram jika kualitasnya memenuhi standar yang ditetapkan.

"Kami akan membelinya untuk pengadaan beras bagi keluarga sejahtera dan untuk komersil yang bisa dikirim ke luar daerah," ucapnya pula.

Agar target tercapai dan Indonesia tidak mengimpor beras, lanjut Wahyudi, upaya pengadaan beras dari petani juga dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan TNI AD. Kerja sama tersebut berlaku hingga di daerah.

"Jadi Bulog komitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor beras," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: