Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang-AS Bersatu Lawan Korea Utara?

Jepang-AS Bersatu Lawan Korea Utara? Kredit Foto: Antara/Reuters/Kim Kyung-Hoon
Warta Ekonomi, Tokyo -

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Senin, mengatakan sepakat selalu menjaga hubungan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait Korea Utara, dengan menuntut Pyongyang menahan diri seiring dengan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.

Abe mengatakan kepada wartawan setelah berbicara melalui telepon dengan Trump bahwa dia menghargai sikap pemimpin Amerika Serikat itu untuk menunjukkan bahwa banyak pilihan ketika berhadapan dengan Korea Utara.

Ketegangan meningkat tajam seiring dengan kemajuan program nuklir dan peluru kendali Korea Utara. Amerika Serikat memerintahkan kapal induk USS Carl Vinson berlayar ke semenanjung Korea, yang mendorong Pyongyang mengatakan bahwa Kore Utara siap menenggelamkan kapal induk tersebut.

Dua kapal perusak Jepang bergabung dengan kapal induk Amerika Serikat sebagai bentuk kesetiakawanan.

Sementara itu Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence sebelumnya memastikan komitmen Washington untuk terus mendukung Jepang dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.

Pence tiba di Tokyo pada Selasa setelah mengunjungi Korea Selatan, di mana dia juga menyampaikan dukungan serupa.

Kepada Korea Utara, dia menegaskan bahwa era kebijakan "kesabaran strategis" Amerika Serikat terhadap Pyongyang sudah berakhir.

Korea Utara memang rutin mengancam akan menghancurkan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Akhir-akhir ini, negara tersebut juga sering melakukan uji coba senjata rudal kendali--yang terbaru pada Ahad.

"Era kesabaran strategis sudah usai. Presiden Donald Trump kini tengah mengupayakan kerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan semua negara sekutu di kawasan, serta China untuk mencari resolusi damai dan denuklirisasi semenanjung Korea," kata Pence di Tokyo sebelum makan siang bersama Perdana Menteri Shinzo Abe.

"Kami mengakui bahwa rakyat Jepang tinggal di tengah provokasi yang terus meluas di sekitar Laut Jepang. Kami 100 persen mendukung anda," kata dia.

Sebelumnya pada Senin, wakil utusan Korea Utara untuk PBB, Kim In Ryong, menuding Amerika Serikat telah menciptakan "situasi di mana perang nuklir akan terjadi kapan saja," Dia juga menyatakan bahwa pihaknya berhak menggelar uji coba nuklir "pada waktu dan di tempat yang diperlukan." Sementara itu Wakil Menteri Korea Utara, Han Song-Ryol, kepada BBC, mengungkapkan bahwa uji coba rudal akan rutin dilakukan "setiap pekan, bulan, dan tahun".

Di sisi lain, presiden sementara Korea Selatan, Hwang Kyo-ahn, pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya akan memperkuat persekutuan dengan Amerika Serikat dan bekerja sama dengan China untuk mengurung tetangganya di utara.

Pada Senin, Pence menjelaskan bahwa Trump telah menunjukkan komitmen terhadap dunia dengan mengirim serangan rudal ke wilayah Suriah dan menjatuhkan bom terbesar di dunia di Afghanistan untuk menghancurkan kelompok bersenjata IS.

Pemerintahan Trump sendiri sudah mengingatkan aksi militer akan dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan Korea Utara.

Namun demikian, Amerika Serikat mengaku masih memusatkan perhatian pada pemberlakuan sanksi ekonomi lebih tegas untuk menghindari peluasan konflik ke kawasan tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: