Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keuangan ASEAN Harus Terintegrasi Untuk Hadapi Risiko Global

Keuangan ASEAN Harus Terintegrasi Untuk Hadapi Risiko Global Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai sektor keuangan di kawasan ASEAN harus terintegrasi untuk menghadapi berbagai risiko utamanya risiko global. Hal ini tidak terlepas dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2025. Sejauh ini Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan negara-negara ASEAN sepakat untuk mendorong integrasi keuangan di kawasan.

Untuk itu, akan dilaksanakan implementasi rencana aksi strategis (Strategic Action Plan) dalam rangka mendorong keuangan kawasan yang stabil, terintegrasi, dan inklusif. Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menyetujui Key Performance Indicators (KPIs) sebagai alat evaluasi agenda integrasi keuangan kawasan yang tertuang dalam rencana aksi strategis integrasi keuangan 2025.

Dengan adanya KPIs ini, diharapkan pengukuran kinerja inisiatif integrasi keuangan tidak hanya didasarkan pada pencapaian output dari inisiatif tersebut, namun juga mencakup seberapa besar manfaatnya bagi perekonomian secara keseluruhan. KPIs juga diharapkan dapat memperkuat pencapaian visi ASEAN 2025 di sektor keuangan.

Gubernur BI Agus Martowardojo, menilai perekonomian negara-negara Asean telah bergerak maju. Negara Asean telah mempertahankan dan memperbaiki kerangka kerjanya sebagai kelompok ekonomi yang kuat, sehingga Asean siap untuk naik tingkat ke level yang lebih baik.

"Asean siap untuk pindah ke tingkat berikutnya, untuk menjadi ekonomi yang sangat terintegrasi dan kohesif, wilayah yang kompetitif dan dinamis, serta orientasi yang inklusif," ujar Agus di Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Menurutnya, saat ini perekonomian global jauh lebih terintegrasi bila dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu. Namun demikian, kata dia, tantangan masih akan ada dari berbagai arah. Hal ini tentu akan menimbulkan risiko-risiko bagi perekonomian global dan berdampak ke negara-negara Asean.

"Ada beberapa risiko yang mengharuskan kita untuk hidup dalam kehati-hatian. Proteksionisme dan anti multilateralisme mulai terbentuk tapi saya percaya ASEAN memiliki cukup pengalaman sejak krisis 1997-1998 untuk tetap waspada," kata Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: