Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Zulkifli Hasan: Stop Jargon-jargon Anti-Kebhinekaan

Zulkifli Hasan: Stop Jargon-jargon Anti-Kebhinekaan Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Makassar -

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta lalu banyak terdengar istilah anti nasionalis atau anti kebhinekaan yang justru dinilai sebagai jargon yang dapat merusak persatuan dan kesatuan sehingga seharusnya dihentikan.

"Pada zaman dulu, yang beda pendapat kadang dibilang anti pancasila. Saat pilkada DKI Jakarta juga banyak pula kita mendengar istilah anti nasional atau kebhinekaan. Jargon -jargon ini yang akan merusak persatuan dan sudah seharusnya dihentikan," kata Ketua MPR RI Zulkfli Hasan saat membawakan kuliah umum di Gedung Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM), Minggu (7/5/2017).

Ia menjelaskan, siapapun orang jika melakukan hal yang benar maka itu sudah merupakan sosok Pancasilais. Artinya mereka tidak melakukan pelanggaran dan taat pada aturan yang berlaku di NKRI.

Dirinya juga mencontohkan soal menyuarakan takbir oleh umat Islam yang sudah dilakukan sejak lama. Namun belakangan mulai coba dibalikkan maknanya sebagai pemikiran garis keras. Hal inipun yang tentunya harus diluruskan agar tidak merusak persatuan.

Pada masa perjuangan, masyarakat muslim dan para ulama yang ikut berperang mengusir penjajah sukses memerdekaaan Indonesia dengan modal takbir.

Sejarah juga mencatatkan hal itu termasuk juga pada peristiwa 10 November yang juga modalnya takbir. Bambu runcing bisa mengalahkan pesawat tempur dan peralatan persenjataan yang canggih ketika itu, kata dia, tidak membuat pejuang gentar dan tidak takut mati.

"Baru-baru ini, saya mengikuti konferensi pemikiran dan disitu saya menjelaskan bagaimana para ulama dan pejuang muslim bisa memerdekakan Indonesia dengan modalnya takbir Allahu Akbar," katanya dalam kuliah umum yang mengangkat tema "Merawat Konsensus Dasar Kebangsaan di Perguruan Tinggi" tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menjelaskan pancasila itu merupakan dasar, sebagai pegangan, filsafat, pandangan hidup sebagai sumber perilaku yang muaranya untuk persatuan bangsa. Jika perilaku itu bisa ditegakkan dan dijalankan maka tentunya persatuan bangsa akan terus terjaga hingga akhir zaman.

Dirinya juga sekaligus berharap para mahasiswa yang merupakan komponen penting dalam melakukan sosialisasi tentang bagaimana merawat dan menjaga persatuan Indonesia yang majemuk.

"Mahasiswa itu harus tampil sebagai penggerak dan jadi agen perubahan. Apalagi di Indonesia itu banyak kejadian yang terjadi dan dipengaruhi oleh pergerakan mahasiswa," katanya menjelaskan. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: