Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Ramadhan, Harga Pangan di Makassar Merangkak Naik

Jelang Ramadhan, Harga Pangan di Makassar Merangkak Naik Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Harga kebutuhan pokok di Kota Makassar, Sulsel, mulai merangkak naik menjelang bulan suci Ramadhan. Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan tersebut bervariasi. Bawang putih mengalami kenaikan paling signifikan, di atas 100 persen.
"Yang paling terasa naiknya ya bawang putih. Dulunya cuma Rp20 ribu per kilogram, tapi sekarang sudah tembus Rp50 ribu per kilogram," kata Asmawati (31), salah seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Terong, Kota Makassar, Selasa, (9/5/2017).
Menurut Asmawati, kenaikan harga bawang putih terjadi dalam sebulan terakhir. Penyebabnya, pasokan bawang putih ke pasaran dalam beberapa waktu terakhir sangat minim. Adapun permintaan masyarakat cukup tinggi. Bahkan, di saat harganya sudah melambung, Asmawati menyebut bawang putih tetap laris manis. Kebanyakan bawang putih yang beredar pun diketahui merupakan komoditas impor. "Kurang tahu juga kenapa pasokan bawang putih terus berkurang. Itu yang menjadi penyebab kenaikan harganya," tutur dia.
Selain bawang putih, komoditas pangan yang tercatat mengalami kenaikan signifikan yakni wortel dan kentang. Asmawati mengatakan kedua komoditas pangan tersebut dibanderolnya Rp15 ribu per kilogram. Padahal, dulunya harga wortel dan kentang hanya berkisar Rp8 ribu. "Kenaikan harga pangan menjelang bulan suci Ramadhan sudah seperti tradisi. Tiap memasuki bulan Ramadhan, ya harga pangan kecenderungannya merangkak naik. Tapi, alhamdullilah pembeli tetap lancar," ucap dia.
Pedagang lainnya di Pasar Terong, Kadir (38), mengungkapkan kenaikan harga pangan menjelang Ramadhan merupakan hal yang lumrah. Kadir yang berjualan telur menyebut kenaikan harga tidak akan bertahan lama alias bersifat temporer. "Untuk telur misalnya sudah terjadi kenaikan Rp1.000 per rak. Sekarang harganya Rp33 ribu per rak dan kemungkinannya masih akan naik memasuki Ramadhan. Tapi, biasanya akan turun lagi setelah Ramadan," ucapnya.
Menurut Kadir, kenaikan harga pangan menjelang Ramadhan terjadi biasanya besarnya konsumsi masyarakat yang tidak sebanding dengan pasokan ke pasaran. Terlebih, saat bulan suci Ramadan, kerap kali sejumlah komoditas pangan juga dipasok ke provinsi lain sehingga distribusi ke pasaran lokal malah berkurang. "Contohnya telur yang di Sulsel ini saya dengar ada yang dikirim ke Irian (Papua)," kata dia.
Salah seorang pembeli di Pasar Terong, Asrianti (33), mengaku tetap membeli sejumlah komoditas pangan, seperti bawang putih, wortel dan kentang, meski ada kenaikan harga. Pasalnya, memasuki bulan puasa, tingkat konsumsi rumah tangga memang mengalami peningkatan. "Mau tidak mau ya harus belanja. Saya harap sih kenaikannya jangan terlalu tinggi. Pemerintah harus bisa mengendalikan harga agar tidak menyulitkan masyarakat," ujar dia.
Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Hadi Basalamah mengungkapkan pihaknya senantiasa siap melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga pangan menjelang Ramadhan. Hadi sendiri mengklaim stok pangan di daerahnya aman dan harga pun cukup terkendali, meski masih terjadi fluktuasi. Setidaknya, kata dia, harga tiga komoditas strategis berupa beras, minyak goreng curah dan daging sapi beku sudah sesuai harapan pemerintah
"Kami (Dinas Perdagangan) dan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) sudah turun ke lapangan memantau harga pangan. Hasilnya stoknya aman dan harga terkendali. Khusus untuk tiga komoditas yang ditetapkan HET (Harga Eceran Tertinggi) pun sudah sesuai. Kalaupun ada temuan, maka kami dan KPPU siap melakukan penindakan," pungkas Hadi.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: