Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Legislator: Pancasila Harus Diimplementasikan Dalam Perilaku

Legislator: Pancasila Harus Diimplementasikan Dalam Perilaku Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Anggota Komisi II DPR RI Idham Samawi berharap ideologi Pancasila tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang sakral tetapi juga harus diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari.

"Jangan menempatkan Pancasila sebagai barang 'sakti', namun harus bisa dibaca dengan konteks kekinian," kata Idham saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema "Kebangsaan dan Pendidikan Karakter" di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta, Rabu (24/5/2017).

Idham menilai dengan hanya menempatkan Pancasila sebagai sesuatu yang "sakral" atau "sakti" maka hanya menjadi monumen yang seolah tidak berhubungan dengan konteks kehidupan saat ini.

"Nilai-nilai Pancasila harus bisa 'dikinikan'. Misalnya, aspek kesejahteraan masyarakat tentu berbeda ukurannya dibandingkan kesejahteraan masyarakat pada 200 tahun yang lalu atau yang akan datang," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi itu.

Oleh karena itu, Idham mendorong berbagai elemen masyarakat, khususnya kalangan perguruan tinggi mulai memperbanyak penyelenggaraan forum-forum diskusi yang khusus mengkaji implementasi nilai-nilai Pancasila.

"Dengan demikian, Pancasila tidak hanya diingat dan diperingati saat Hari Kesaktian Pancasila saja," kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa Sri Edi Swasono mengatakan Pancasila harus dipandang sebagai ruh kebangsaan, karena ideologi itu merupakan "paham persatuan" sekaligus "kebijakan nasional" untuk mempertahankan persatuan nasional.

Pancasila, menurut dia, telah mentransformasi kebhinnekaan menjadi ketunggalikaan, di mana tanpa masing-masing yang bhinneka itu, maka akan kehilangan keunggulan dan kekhasannya.

"Di samping merupakan nilai budaya, identitas bangsa, filsafat negara dan ideologi nasional, Pancasila merupakan 'platform' nasional yang dengan penuh toleransi diterima semua agama sebagai konsensus nasional," kata Sri Edi yang juga Guru Besar Universitas Indonesia (UI). (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: