Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendikbud Launching Model Pendidikan Karakter di Ogan Ilir

Mendikbud Launching Model Pendidikan Karakter di Ogan Ilir Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Ogan Ilir -
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendi, launching penguatan pendidikan karakter di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan di Gedung Caram Seguguk, Rabu (2/8/2017).
Dalam acara tersebut, Mendikbud menjelaskan pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini, dari pelajar Sekolah Dasar (SD) dan berlanjut untuk pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

"Pendidikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama harus bermuatan karakter, demikian juga untuk pendidikan tingkat tinggi. Mulai tahun ini Kemendikbud mulai melaunching penguatan pendidikan berkarakter.? jelasnya.?

Muhadjir menambahkan ada empat program utama yang merujuk ke Nawacita sektor pendidikan. pertama, percepatan distribusi pada program Kartu Indonesia Pintar (KIP).?

Kedua, revitalisasi sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menciptakan tenaga kerja trampil. Ketiga, penyesuaian atau peninjauan ujian nasional, menerapkan ujian nasional dengan komputer. Keempat, implementasi pendidikan karakter. Dari empat program itu, hanya implementasi pendidikan karakter yang belum berjalan baik.

Menurutnya syarat utama pendidikan karakter yaitu menata guru dengan beban kerja guru minimal 24 jam tatap muka dan 40 jam tatap muka maksimal dalam satu minggu.?

Dengan pendidikan karakter ini ulas dia, ?guru harus berada ditengah-tengah siswanya, sesuai dengan pedoman Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani. ?Beban kerja guru disesuaikan dengan Aparat Sipil Negara yang lain, dengan delapan jam kerja sehari." tambahnya.

Namun meskipun demikian Mendikbud juga berpesan agar guru tidak lupa mendidik anak sendiri seusai dirinya mendidik siswanya di sekolah.

?Guru memang hebat, bisa menjadikan anak orang lain menjadi pejabat negara, pemimpin negara, namun tidak ada jaminan seorang guru bisa menjadikan anaknya sendiri menjadi orang besar seperti pejabat negara, presiden, menteri, gubernur dan pejabat lain. Tidak akan ada presiden, menteri dan sebagainya kalau tidak ada guru," paparnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: