Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut: Lahan 22.000 hektar Siap Dipakai untuk Produksi Garam

Luhut: Lahan 22.000 hektar Siap Dipakai untuk Produksi Garam Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia mempunyai 22.000 hektare lahan yang dapat digunakan untuk memproduksi garam.?Sayangnya, meski sebagian telah berproduksinya, kualitas garam yang dihasilkan tidak maksimal karena penggunaan teknologi yang kurang baik.

"Kami sudah menginvetarisasi, kita punya lahan 22.000 hektare yang bisa ditanami buat garam. Garam itu sudah sebagian dibuat, tapi tidak pakai teknologi yang bagus sehingga kualitasnya mungkin hanya 80 persen, seharusnya 94-97 persen," katanya di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin (14/8/2017).

Luhut menyebut 22.000 hektare lahan garam itu tersebar di seluruh Tanah Air, terutama di Nusa Tenggara Timur yang memiliki hampir 15.000 hektare dan sisanya tersebar di Jawa, Madura dan Jeneponto (Sulawesi Selatan).?Luasan lahan garam itu dihitung berdasarkan status potensi baru dan yang telah ada.

"Itu sudah ada dan baru. Tadi Menteri Sofyan Djalil (Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional) juga sudah menjelaskan potensi daerahnya," katanya.

Mantan menko polhukam itu menuturkan, karena Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah memiliki teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam, maka pemerintah ingin agar teknologi bisa segera diterapkan.?Pemerintah bersama PT Garam (Persero) akan menyusun program mengenai rencana pengembangan dan implementasi program peningkatan produktivitas garam itu.

"Kami harap Selasa depan (22/8) sudah ada konsep berapa lama bisa mulai beroperasi dan kapan kira-kira kita bisa menghentikan impor. Juga berapa struktur biaya produksi garam agar petani tidak dirugikan," jelasnya.

Luhut menambahkan, pengembangan 22.000 hektare lahan garam itu akan dilakukan secara paralel dengan melakukan modernisasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: