PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp1.818 miliar dan Rp1.579 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016. Apabila pencapaian triwulan kedua ini disetahunkan maka total pendapatan dan EBITDA perseroan mencapai Rp3.666 miliar dan Rp3.178 miliar.
Per 30 Juni 2016, TBIG memiliki 20.969 penyewaan dan 13.067 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik pPerseroan terdiri dari 12.070 menara telekomunikasi, 931 shelter-only, dan 66 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 19.972, rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,65.
CEO TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan bahwa pada semester pertama tahun ini tercatat tumbuh 1.222 penyewaan secara organik di mana 713 di antaranya adalah penambahan menara telekomunikasi. Ia mengatakan penambahan penyewaan kuartalan di semester pertama 2016 ini sebanding dengan rerata penambahan penyewaan kotor di tahun 2013 dan 2014.
"Penambahan penyewaan di semester pertama ini juga sudah mencapai lebih dari 80% dari penambahan penyewaan kotor di tahun 2015. Kami terus menunjukkan kemampuan kami untuk tumbuh secara organik dan untuk memenuhi pesanan dari pelanggan operator telekomunikasi kami," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Kamis (18/8/2016).
Per 30 Juni 2016, imbuhnya, total pinjaman (debt) perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US dolar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp16.188 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp8.570 miliar.
"Dengan saldo kas yang mencapai Rp257 miliar maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp15.931 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp8.313 miliar. Menggunakan EBITDA triwulan kedua 2016 yang disetahunkan maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,6x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 5,0x," ujarnya.
Sementara itu, CFO TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan pihaknya dapat menurunkan tingkat leverage di kuartal ini meskipun dengan adanya belanja modal untuk pertumbuhan signifikan dari menara dan penyewaan, pembayaran dividen final tahun 2015 sebesar Rp262 miliar, dan pengeluaran yang dilakukan untuk program pembelian kembali saham.
"Rasio utang bersih terhadap EBITDA kami telah membaik menjadi 5,0x dibandingkan dengan 5,1x di kuartal pertama 2016. Kami juga akan menerbitkan dividen interim sebesar Rp330 miliar yang akan dibayarkan pada September 2016. Kami memiliki arus kas yang teratur dan meningkat dari bisnis kami dan memperkirakan pembayaran dividen yang terus bertumbuh tiap tahun, namun bergantung pada besarnya pengeluaran untuk program pembelian kembali saham apabila kondisi pasar memungkinkan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: