Direktur Wahana Lingkungan Hidup Lampung mengatakan seluruh wilayah Kota Bandarlampung perlu penerapan program bank sampah, menyusul tiga lokasi seperti Kelurahan Kota Karang, Kelurahan Panjang Selatan dan Pulau Pasaran yang telah menerapkannya dan terbukti berhasil.
"Tiga wilayah di Kota Bandarlampung seperti Kota Karang, Panjang Selatan dan Pulau Pasaran sudah menerapkan bank sampah dan terbukti berhasil," kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung Hendrawan, di Bandarlampung, Senin (19/9/2016).
Dia mengatakan, tiga lokasi yang telah menerapkan program bank sampah itu dinilai sudah berhasil, sehingga wilayah lain di Kota Tapis Berseri itu pun perlu menerapkan hal yang sama agar pengelolaan sampah berjalan baik tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitar seperti terjadi selama ini.
Ia melanjutkan, program itu perlu dikembangan di wilayah lain agar Kota Bandarlampung ini bisa menjadi lebih bersih, antara lain dengan menata pengelolaan sampah yang sudah dipisahkan sebelumnya antara sampah organik dan anorganik atau sampah basah dan kering, agar mudah diolah.
"Jika telah dipisahkan, maka akan sangat mudah sampah itu diolah dan bisa bermanfaat untuk warga juga," kata dia lagi.
Pihaknya mengingatkan Pemkot Bandarlampung perlu membantu memfasilitasi bak sampah secara terpisah itu, agar warga yang membuang sampah mudah melakukannya.
"Jika disediakan bak sampah terpisah itu, tentunya warga akan mudah memisahkan sampah basah dan kering," katanya pula.
Tim "Agent of Change" (AOC) Pengelolaan Bank Sampah Bandarlampung Mashabi mengatakan sosialisasi tentang bank sampah telah dilakukan sejak bulan November 2015.
"Telah dilakukan sejak bulan November 2015 dan hasilnya saat ini sudah sangat nyata," kata pimpinan LSM Mitra Bentala Lampung itu pula.
Dia mengatakan, pengelolaan bank sampah oleh warga yang telah berjalan sejak bulan April 2016 pun telah berjalan dan sejauh ini manfaat di tiga wilayah itu bisa membantu perekonomian warga setempat.
Direktur Eksekutif LSM Mitra Bentala itu menyatakan, warga dapat memanfaatkan kembali sampah kering yang dapat diolah lagi menjadi kerajinan tangan dan bisa dijual untuk menambah penghasilan warga setempat.
"Sampah kering bisa dijual kembali, sehingga bermanfaat untuk membantu prekonomian warga di Bandarlampung," kata dia pula.
Direktur Eksekutif Walhi Lampung Hendrawan menyatakan, selama ini pihaknya memprihatinkan kondisi pengelolaan sampah di Bandarlampung baik sampah rumah tangga maupun industri yang mengakibatkan sungai, pesisir dan laut maupun lingkungan sekitar di Bandarlampung menjadi tercemari sampah itu.
Pengelolaan sampah di Kota Bandarlampung yang mengandalkan pembuangan hanya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung dinilai sudah tidak memadai lagi, sehingga perlu terobosan untuk pengeloaan sampah kota secara terpadu, dengan melibatkan warga, kalangan pengusaha, dan stakeholder terkait lainnya, kata Hendrawan pula. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: