Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Skandal Deutsche Bank Bikin Indeks Dow Jones Jatuh Lebih dari 100 Poin

        Skandal Deutsche Bank Bikin Indeks Dow Jones Jatuh Lebih dari 100 Poin Kredit Foto: Theguardian.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham-saham di Wall Street turun tajam pada awal perdagangan Senin, dengan jatuhnya indeks Dow Jones sebesar 101,11 poin dalam hitungan menit.

        Menyitat BBC di Jakarta, Selasa?(4/10/2016), tak lama setelah pembukaan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,55 persen pada level 18.207,04. Sementara itu, indeks komposit teknologi Nasdaq turun 0,24 persen di level 5.299,41 dan indeks S & P 500 dibuka 0,47 persen lebih rendah pada level 2.158,12.

        Perusahaan kesehatan dan barang-barang konsumen juga terpukul dengan jatuhnya Pfizer hingga 1,3 persen dan Procter & Gamble turun tipis sebanyak satu persen. Pekan lalu, investor dibuat bingung dengan Deutsche Bank, di tengah kekhawatiran terhadap kesehatan keuangan kreditur Jerman yang sedang bermasalah ini.

        Pada hari Senin, saham Deutsche Bank tidak diperdagangkan di Jerman karena hari libur umum, namun sahamnya yang terdaftar di bursa saham New York turun lebih dari dua persen.

        Duetsche Bank, yang merupakan bank terbesar di Jerman, saat ini sedang menghadapi tuntutan sebesar US$ 14 miliar terkait gagal jual obligasi mortgage sebelum krisis finansial pada 2008. Di sisi lain, belanja konsumen Amerika Serikat (AS) mengalami pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan sebesar 1,4% ?yang didoron didorong oleh belanja konsumen yang kuat, demikian menurut data terbaru Departemen Perdagangan, Kamis (29/9/2016).

        Selain itu, pasar tenaga kerja AS juga menunjukkan tanda-tanda penguatan secara berkelanjutan, sebagaimana ditunjukan oleh rilisan Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis yang menunjukkan tingkat pengangguran AS tidak berubah pada tingkat 254.000 dalam sepekan yang berakhir pada 24 September.

        Meski demikian, kepala ekonom di High Frequency Economics, Jim O'Sullivan, mengatakan bahwa pertumbuhan di kuartal kedua masih tampak lemah dengan revisi yang cukup kecil, meskipun data memberi sinyal penngkatan pada kuartal ketiga.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: