Sejumlah pembangunan infrastruktur pendukung Asian Games XVIII telah mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan di atas lima persen atau sesuai dengan proyeksi secara nasional.
Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah VII Sumatera Selatan Irfan Farulian di Palembang, Jumat (7/10/2016), mengatakan pertumbuhan ekonomi Sumsel masih terjaga dikisaran 5,13 persen pada triwulan II/2016 meski daerah ini terpengaruh penurunan harga komoditas.
"Pembangunan infrastruktur mulai gencar sejak akhir tahun 2015 dan secara simultan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumsel. Pada triwulan I sudah naik 4,94 persen sedangkan angka rata-rata nasional 4,92 persen," kata Irfan.
Sejumlah mega proyek telah terealisasikan yakni pembangunan LRT yang akan menyerap dana APBN sekitar Rp7,2 trilun, Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI, dan Jalan Tol Palindera yang masuk koridor Trans Sumatera.
Sementara, jalur kereta api ganda dari Lubuk Linggau hingga ke Pelabuhan Tanjung Api-Api yang diperkirakan menelan dana Rp11,1 trilun masih menunggu investor.
Kemudian, Kawasan Ekonomi Khusus yang akan dibangun di lahan seluas 12 ribu hektare dengan biaya sekitar Rp54,2 trilun.
Lantaran itu, Sumsel masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonominya meski saat ini sektor komoditas karet yang menjadi andalan sedang terpuruk akibat pengaruh krisis ekonomi global.
Harga karet yang sempat naik pada Maret hingga kisaran Rp7.300/kg kini melorot kembali dikisaran Rp6.300/kg pada pekan ini.
Oleh karena itu, walaupun terpengaruh pelemahan ekonomi global, Bank Indonesia tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan mencapai 5,6---6,3 persen pada 2016 atau meningkat dari tahun 2015 yang berada di kisaran 4,7---5,0 persen.
Berdasarkan data BI, pada triwulan III terdapat tiga sektor penyumbang utama pertumbuhan ekonomi, yaitu industri pengolahan, kontruksi dan perdagangan besar serta eceran.
"BI memprediksi perkembangan masih akan positif, dengan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi di triwulan III lebih tinggi di level 5, 2 persen sampai 5, 8 persen (yoy)," kata dia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: