Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (14/10/2016) sore bergerak menguat sebesar 23 poin menjadi Rp13.042, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.065 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, mengatakan bahwa harga minyak mentah yang stabil berada di level 50 dolar AS per barel masih menjadi salah satu penopang bagi mata uang komoditas seperti rupiah bergerak di area positif.
"Pergerakan harga minyak mentah dunia memang bervariasi namun masih terjaga di level psikologis," katanya.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude naik sebesar 1,05 persen menjadi 50,97 dolar AS per barel, dan Brent Crude bergerak menguat 0,67 persen ke posisi 52,38 dolar AS per barel, pada Jumat sore ini.
Kendati demikian, lanjut dia, pelemahan dolar AS masih terbatas menjelang rilisnya data penjualan ritel Amerika Serikat. Data itu akan merefleksikan tingkat konsumsi pasar, yang juga menjadi gambaran keadaan perekonomian di Amerika Serikat.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang juga sedang menanti pidato Ketua The Fed, Janet Yellen dalam konferensi bank sentral Boston. Pada kesempatan itu pelaku pasar akan mencari sinyal terkait peningkatan suku bunga AS pada akhir tahun ini.
"Saat ini, 70 persen dari pendapat pasar masih optimis akan adanya peningkatan suku bunga AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.047 dibandingkan Kamis (13/10) Rp13.028. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto