Di tengah-tengah tren NPL atau kredit bermasalah di industri perbankan yang cenderung meningkat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), memberikan komitmen untuk terus menurunkan NPL perseroan sampai dengan akhir tahun 2016.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengungkapkan proses untuk menekan NPL itu sudah dapat dilihat dari NPL perseroan yang berada pada posisi 3,60% atau turun dari NPL posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,50%.
"Kami fokus pada langkah-langkah strategis untuk menurunkan NPL yaitu melalui perbaikan proses kredit (front end), intensifikasi dan perbaikan proses collection (middle end), restrukturisasi kredit dan percepatan eksekusi (recovery) agunan kredit bermasalah (back end). Sampai dengan akhir tahun 2016 BTN target NPL akan berada pada kisaran di bawah 3%," ujarnya di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Oleh karena itu, menurut Maryono, sampai dengan 30 September 2016 perseroan tetap fokus pada ?program recovery asset agar kualitas kredit perseroan dapat diperbaiki. Sampai dengan 30 September 2016 Bank BTN telah melakukan recovery asset sebesar Rp964 miliar.
Selain itu, Bank BTN juga tetap konsisten terhadap core business-nya dalam bidang pembiayaan perumahan. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan pangsa pasar sebesar 32,8% per 30 Juni 2016, serta porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 91% atau sebesar Rp140,1 triliun dari total kredit yang disalurkan BTN di kuartal III Rp153,8 triliun.
"Sementara sisanya yang sebesar 9% atau sebesar Rp13,7 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit nonperumahan," sebut Maryono.
Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 34,0% atau sebesar Rp52,3 triliun disalurkan untuk KPR subsidi. Sementara sebesar Rp58,6 triliun atau sekitar 38,1% disalurkan untuk KPR nonsubsidi. Sisanya masing-masing disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan sebesar Rp8,7 triliun dan kredit konstruksi sebesar Rp20,6 triliun.
Bank BTN sebagai integrator dalam Program Sejuta Rumah yang ditetapkan oleh pemerintah akan terus mendorong percepatan pencapaian target yang ditetapkan pada tahun 2016. Dengan berbagai stimulus kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam rangka mempercepat realisasi program tersebut, Bank BTN menaruh harapan yang sangat besar bagaimana itu dapat menjadi stimulan seluruh pihak terkait dengan Program Sejuta Rumah.
Lebih lanjut Maryono bilang, perseroan akan terus secara konsisten mendukung Program Sejuta Rumah. Pengembangan produk perbankan yang dimiliki oleh Bank BTN termasuk fokus manajemen untuk menjadi media di dalam akses masyarakat pada Program Sejuta Rumah.
Sampai dengan 30 September 2016 Bank BTN telah merealisasi kredit untuk mendukung Program Sejuta Rumah sebesar Rp49,7 Triliun, dengan jumlah pembiayaan KPR dan penyediaan Kredit Konstruksi sebanyak 467.153 unit rumah.
"Sampai dengan akhir tahun 2016 Bank BTN optimis akan dapat memenuhi target 570.000 unit rumah," tutup Maryono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: