Ericsson Laporkan Kerugian Pertama dalam Empat Tahun Terakhir
Perusahaan teknologi asal Swedia Ericsson AB melaporkan kerugian pertamanya sejak empat tahun terakhir di kuartal ketiga 2016 dan membuat sahamnya kembali jatuh ke posisi terendahnya.
Mengutip Reuters di Jakarta, Rabu?(26/10/2016), Ericsson melaporkan kerugian bersih sebesar 233 juta kronor (US$ 26 juta) di periode Juli hingga September. Jumlah tersebut lebih besar dari prediksi analis sebelumnya, yang memperkirakan rugi bersih perusahaan sebesar 112 juta kronor.
Kerugian yang besar tersebut disebabkan oleh jatuhnya penjualan produk Ericsson hingga 14 persen di kuartal ketiga. Meningkatnya kinerja dari para pesaing asal China menjadi penyebab terbesar mulai tersisihnya produk-produk Ericsson di pasaran.
Sepanjang tahun 2016, Ericsson menghadapi persaingan sengit dari Huawei Technologies Co dan Nokia Oyj. Permintaan di sejumlah pasar utama perusahaan pun merosot, terutama di Brasil dan Rusia. Akibatnya perusahaan memangkas biaya operasional sebesar 10 miliar kronor untuk tahun 2017 mendatang.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan akan mengambil langkah lain yang lebih agresif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas jaringan selular di AS dan Jepang. Potensi pasar kedua negara tersebut dianggap akan mampu mengimbangi penurunan di Brazil dan Rusia.
Menurut beberapa analis, buruknya kinerja perusahaan yang sempat menjadi penguasa pasar ponsel global tersebut juga disebabkan oleh dicopotnya Hans Vestberg dari posisi CEO pada Juli 2016. Fenomena tersebut sempat menimbulkan skeptisme pada kinerja perusahaan di masa depan.
Sejumlah komplikasi masalah yang melanda perusahaan pun berdampak pada nilai sahamnya. Setelah melaporkan kinerja keuangan kuartal ketiga, saham perusahaan dibuka turun 5 persen di bursa saham Stockholm. Sepanjang tahun ini, nilai saham perusahaan telah anjlok 49 persen.
Pada 4 Oktober 2016, Ericsson mengumumkan rencana untuk memangkas 3.900 pegawainya di Swedia. Perusahaan menyebutkan PHK tersebut akan berdampak pada 3.000 karyawan yang bekerja di bidang produksi, penelitian dan pengembangan. Sementara ?itu, 900 lainnya merpakan karyawan yang bekerja di bidang konsultan.
Langkah efisiensi tenaga kerja tersebut telah dilakukan sejak Juli 2016. Ericsson menargetkan akan menghemat biaya sebesar 9 miliar kronor (US$ 1,1 miliar).
Saat ini, Perusahaan penyedia peralatan nirkabel tersebut mempekerjakan sekitar 16.000 orang di Swedia. Perusahaan juga berkomitmen untuk memangkas 5 persen produksi globalnya mulai tahun ini. Hal tersebut membuat 1.000 pekerja di bidang manufaktur di seluruh dunia terancam mengalami pemutusan hubungan kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: