Perusahaan minyak terbesar di dunia, Exxon Mobil Corp, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 38 persen di kuartal ketiga. Kinerja ini menjadi penanda penurunan laba Exxon selama delapan kuartal berturut-turut dan menggambarkan kondisi bisnis minyak yang masih menantang.
Meski turun, laba Exxon masih mengalahkan prediksi analis. Sebagaimana pemangkasan biaya yang dilakukan perusahaan mengimbangi penurunan harga minyak mentah. Laba bersih tercatat 63 sen per saham, melampaui prediksi analis sebesar 58 sen per saham.
Mengutip Reuters di Jakarta, Senin?(31/10/2016), Exxon membukukan laba bersih kuartal ketiga sebesar US$ 2,65 miliar, atau 63 sen per saham, dibandingkan dengan US$4,24 miliar, atau US$ 1,01 per saham pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba Exxon jatuh di semua divisi perusahaan, termasuk pada divisi penyulingan, yang umumnya menjadi pendorong laba ketika harga minyak sedang jatuh. Sementara itu, produksi minyak turun sekitar 3 persen menjadi 3,8 juta barel minyak per hari.
Dalam laporan keuangannya, perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan nilai kapitalisasinya tersebut juga mencatat penipisian marjin pengilangan minyak. Pendapatan perusahaan turun 13 persen menjadi US$ 58,68 miliar, di bawah prediksi analis US$ 60,41 miliar.
Di tengah lesunya harga minyak, CEO Exxon Rex Tillerson mengatakan masih akan melanjutkan pemangkasan anggaran belanja investasi. Sepanjang tahun ini, Exxon telah memangkas lebih dari US$ 9 miliar di investasi produksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: