Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini ResikoYang Mengancam Bila Anak Kegemukan

        Ini ResikoYang Mengancam Bila Anak Kegemukan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kegemukan dan obesitas dapat didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan akibat ketidak seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

        Menurut Dr. Lily S. Sulistyowati, Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Obesitas dan kelebihan berat badan pada anak disebabkan oleh beberapa faktor, namun umumnya diakibatkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat. Jumlah asupan energi berlebih, kebiasaan mengonsumsi jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak dan gula, kurang serat), jadwal makan tidak teratur, tidak sarapan, kebiasaan mengemil, serta teknik pengolahan makanan (banyak menggunakan minyak, gula, dan santan kental) turut memicu terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas. ?Selain itu kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko obesitas. Kemajuan teknologi serta tersedianya berbagai fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan menyebabkan menurunkan aktivitas fisik sebagian besar masyarakat.?

        Lily mengatakan, angka kejadian obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980. Pada tahun 2014, terdapat sebanyak 41 juta anak mengalami berat badan berlebih dan obesitas. Sementara itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, ada sebanyak 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 10,8% menderita obesitas. Riskesdas 2013 juga menyatakan prevalensi obesitas pada anak yang disertai dengan komorbiditas erat kaitannya dengan kejadian obesitas pada orang tua.

        ?Obesitas memberikan dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam aspek organik dan psikososial. Obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab penyakit dan kematian. Penderita obesitas kemungkinan besar menderita peningkatan tekanan darah, aterosklerosism hipertrofi ventrikel kiri, sumbatan jalan napas saat tidur (obstructive sleep apnea), asma, sindrom polikistik ovarium, diabetes mellitus tipe 2, perlemakan hati, abnormalitas kadar lipid darah (dislipidemia), dan sindrom metabolic, ? ujar Lily dalam diskusi Obesitas dengan tema : Cegah Anak Indonesia Dari Kegemukan Untuk Indonesia Sehat? yang menghadirkan pembicara diantaranya Dr. Dwi Yuniarati Daulai, Pengurus Himpunan Studi Obesitas Indonesia, Dr. Michael Triangto, Dokter Spesialis Kedokteran Olah raga, Rita Ramayulis, Pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi

        Diskusi tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Obesitas Sedunia (11/10) yang tahun ini mengangkat tema ?Calling for Urgent Government Action to End Childhood Obesity? yang bertujuan mendorong pemerintah dalam mengambil tindakan segera untuk memenuhi komitmen menghentikan kenaikan prevalensi obesitas pada tahun 2025.

        Faktor lain yang menyebabkan obesitas pada anak adalah faktor genetik yaitu adanya riwayat obesitas pada anggota keluarga yang kemungkinan diwariskan kepada keturunan. Faktor lainnya adalah konsumsi obatan-obatan tertentu dan faktor usia. Ketika usia bertambah, maka sistem metabolisme akan menurun sehingga menyebabkan lemak lebih cepat tersimpan di dalam tubuh.

        Menurut Lily, untuk mencegah obesitas pada anak harus dilakukan pola hidup sehat seperti, tidak makan sambil menonton TV, batasi penggunaan gadget, perbanyak aktivitas di luar ruangan, biasakan makan dengan keluarga,biasakan sarapan sehat, biasakan membawa bekal makanan sehat dan air putih dari rumah, batasi konsumsi makanan siap saji dan pangan olahan, jajanan, dan makanan selingan manis, asin, dan berlemak, perbanyak konsumsi sayur dan buah, dan dindari konsumsi minuman ringan dan bersoda serta tidak merokok dan minum minuman beralkohol (bagi orang dewasa)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: