Indonesia Battery Corporation (IBC) menggandeng 5 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk kembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dan baterai energy storage system secara terintegrasi.
Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi new energy ecosystem di BUMN dengan 7 (tujuh) BUMN di 5 (lima) sektor strategis.
Adapun lima sektor tersebut yaitu sektor telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi. Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya.
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Rabin Indrajad Hattari, menyampaikan, Kementerian BUMN sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan new energy ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN.
“Kami sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan new energy ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN karena merupakan fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan," ujar Rabin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (30/4/2024).
Baca Juga: PLN Gandeng Huawei, Perkuat Fondasi Digital Untuk Transisi Energi
Rabin berharap MoU ini dapat segera ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian net zero emission di berbagai sektor.
"Kami juga mendorong agar BUMN lainnya, dapat turut berkolaborasi untuk mengakselerasi transisi energi di lingkungan BUMN, “ ujarnya.
Pemerintah mengusung tercapainya net zero emission pada tahun 2060. Oleh karena itu, langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Pemerintah tersebut melalui berbagai inisiatif pembangunan di antaranya new energy ecosystem yang saat ini mulai dikembangkan oleh IBC.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah menggalakkan adopsi kendaraan listrik untuk kegiatan operasional.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho mengatakan, akselerasi dari implementasi new energy ecosystem ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional EV and battery hub.
"Yang tentunya berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC," ujar Toto.
IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan Swasta serta berbagai stakeholders lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan Listrik.
“Hal ini bertujuan untuk mengimplementasikan new energy ecosystem demi masa depan yang berkelanjutan dan lebih hijau sehingga tercipta Clean & Sustainable Future untuk kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC, Reynaldi Istanto menyampaikan, sebagai langkah awal, inisiasi new energy ecosystem di tahun 2024 yang direncanakan meliputi penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
“Selain berpotensi untuk mereduksi emisi karbon, implementasi new energy ecosystem ini sekaligus menjadi market creation dari hilirisasi baterai nikel yang dilakukan oleh IBC, serta membuka peluang industri domestik dan penyerapan tenaga kerja melalui lokalisasi industri ekosistem tersebut. Dalam implementasinya, IBC bermitra dengan pemain global sehingga teknologi yang diadopsi memiliki performa yang baik. Kemitraan ini juga dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dan potensi alih teknologi," ujar Reynaldi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement