Kredit Foto: Sufri Yuliardi
"Pak, kami ini dilindungi undang-undang, ke mana pun saya boleh," kata petahana Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kepada pendemo saat blusukan ke Kembangan Utara, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2016).
Semula agenda kampanye itu berjalan lancar alias kondusif namun di tengah perjalanan, muncul penolakan dari warga yang diduga sebagai imbas dari kasus dugaan penistaan agama pasangannya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Dari imbas kasus tersebut, bukan sekali ini saja pasangan petahana itu mendapatkan penolakan warga. Padahal kampanye itu dilindungi oleh undang-undang sedangkan bagi yang mengganggunya bisa dikenakan ranah pidana.
Kendati demikian, Djarot tidak langsung meninggalkan lokasi meski ajudannya sudah meminta agar segera menyudahi blusukan itu dan segera masuk mobil, namun dirinya langsung menemui pendemo itu.
Ia menyatakan warga memiliki kebebasan dalam memilih dan jika tidak suka kepada Basuki Tjahaja Purnama selaku calon gubernur DKI ataupun Djarot dapat menentukan pilihan pada pemungutan suara pada 15 Februari 2017.
"Kalau Bapak enggak setuju, nanti tanggal 15 Februari 2017 enggak usah dipilih Pak, gitu aja Pak. Enak toh," tuturnya.
"Mana komandannya, komandannya mana. Aku mau bicara dulu," kata Djarot di depan pengunjuk rasa.
Di tengah kerumunan pendemo dan warga, Djarot berbicara dengan salah satu pendemo yang berpakaian baju koko putih dan peci hitam.
Djarot menanyakan maksud tindakan demonstrasi tersebut.
"Saya kan menolak Ahok, karena (Djarot) satu group," tutur salah satu pendemo itu.
Kemudian, Djarot menjelaskan kegiatan berkampanye seperti yang dilakukannya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
Salah satu pendemo itu mengatakan penolakan mereka tidak terkait dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017 tetapi tentang dugaan penistaan agama yang dituduhkan pada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kalau masalah penistaan agama, ini ada pak polisi, Pak. Sudah diproses oleh polisi. Gitu lho, Pak," tutur Djarot.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan lembaganya menemukan beberapa dugaan pelanggaran selama kurun waktu 28 Oktober hingga 7 November 2016.
Mimah dalam diskusi di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu, diantaranya pelanggaran berupa gangguan kepada pasangan calon saat kampanye di tiga titik di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, padahal memiliki izin kegiatan kampanye.
Untuk dugaan pelanggaran tersebut, Bawaslu Jakarta sudah melaporkannya kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Mimah juga menyinggung adanya laporan dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang merasa dirugikan dengan penayangan video saat Basuki di Kepulauan Seribu.
"Kami mengirim surat ke Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jakarta agar menghentikan video itu karena pelanggaran," katanya.
Berenang Sementara itu, dalam kampanye hari ini calon, Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno akan berenang sejauh 600 meter di perairan Kepulauan Seribu sebagai simbolis pembangunan.
"Kami akan ke Kepulauan Seribu dan secara simbolis melakukan berenang di Kepulauan Seribu. Insya Allah itu merupakan gerakan mengangkat ikon pariwisata," kata Sandiaga di Cicurug, Jakarta Pusat, Rabu.
Hal tersebut dilakukan untuk mengerakan pariwisata di Kepulauan Seribu dan membahagiakan warganya, katanya.
"Saat ini jumlah wisatawan yang ke Kepulauan Seribu hanya sekitar 17 ribu, rumah makan ada 56 dan resor hanya delapan," kata Sandiaga.
Harusnya kawasan tersebut menjadi pusat pariwisata, tapi saat ini tidak memberikan pemasukan keuangan, katanya.
"Alat transportasi di Kepulauan Seribu sangat memprihatinkan," kata Sandiaga.
Sementara itu Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada kampanye hari ini menyantap mie Bangka dan minum kopi di kedai kopi Tiam Kwang Koan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu.
Mie Bangka buatan Alex tersebut, menurut pembuatnya tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Sudah lima tahun, dia menjual mie dan sudah punya tiga cabang usaha mie.
Hadiri Tausiah Sedangkan Calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono meminta dukungan dan doa dari ibu-ibu pengajian dalam acara tausiah dan pengajian muslimah di padepokan pencak silat, TMII, Jakarta, Rabu.
Agus yang datang didampingi istrinya, Annisa Pohan, disambut dengan alunan musik rebana saat memasuki gedung.
Ia mengaku senang dapat hadir dalam pengajian yang diketuai oleh Ingrid Kansil itu dan bersyukur disambut dengan meriah oleh ibu-ibu pengajian yang hadir.
Meski, menurut dia, kedatangannya tersebut bukan dalam rangka kampanye, putra sulung Presiden Keenam Indonesia itu meminta dukungan dan doa dari para muslimah.
"Saya datang ke sini juga mau minta doa dari ibu-ibu yang hadir," kata dia dalam sambutannya.
Pria 38 tahun itu juga ingin memajukan kaum perempuan dan mendorong ibu-ibu turut memberikan sumbangsih pada kemajuan Ibu Kota dengan menghadirkan generasi yang berkualitas.
Agus juga mengatakan keinginannya memberdayakan perempuan didukung dengan didampingi sosok perempuan berpengalaman dalam pemerintahan, Sylviana Murni, sebagai calon wakil gubernur.
"Salah satu alasan saya memilih Ibu Sylviana Murni karena saya sadar peran perempuan sangat penting bagi kemajuan Jakarta," tutur dia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto