Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Deputi Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara, Harreis Meirizal mengatakan, BI wilayah Sumut terus mendorong para Gapoktan di seluruh daerah di Sumut dengan memberikan bantuan? kepada Gapoktan untuk lebih maju. Salah satunya daerah Sidodadi Langkat, Sumatera Utara, dengan mendorong peningkatan pertanian dan peternakan dalam kaitan menjaga inflasi. ?BI bertanggung jawab menjaga kestabilan inflasi yang diterjemahkan melalui harga komoditas relatif stabil,?katanya Kamis (8/12/2016).
Dikatakannya, untuk itu BI mengimplementasikan pengendalian inflasi melalui pengembangan klaster yang diharapkan dapat meningkatkan komoditas bahan pangan penyumbang inflasi seperti bawang merah, cabai merah, beras, daging sapi dan bawang putih dengan pendekatan rantai nilai dari hulu ke hilir.
"Semoga beberapa bantuan yang kita berikan didaerah daerah Sumut dapat dimanfaatkan dengan baik agar hasil-hasil pertanian dan peternakan meningkat. Pemberian ini jangan menjadikan petani bertikai," ujarnya.
Pada tahun 2016 ini BI Sumut menginisiasi tiga klaster yakni klaster Desa Pesisir di Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kab. Serdang Bedagai. Klaster kopi di Desa Suka Mbayak Kecamatan Tiga Panah, Kab. Karo. Klaster padi integrasi padi dan ternak sapi di Desa Sukadamai Timur Kec. Hinai, Kab. Langkat.
?Peningkatan produksi padi, harus dilakukan mengingat laju pertambahan penduduk Indonesia 1,4 persen/tahun. Tahun 2015 penduduk RI 255,46 juta dengan kebutuhan beras 29,12 juta ton/tahun. Sumut tahun 2015 berhasil meraih swasembada beras dimana produksi 1.133.390 ton dan kebutuhan 775.014 ton. Sejak tahun 2013 hingga sekarang.? Sumut mempertahankan posisinya sebagai lima besar lumbung besar Indonesia,?ujarnya.
Sehingga hal ini membuat Sumut sebagai produsen padi patut diperhitungkan. Selain padi, daging juga merupakan kebutuhan pokok yang memberi kontribusi kepada Produk Domestik Bruto (PDB). Jadi stok daging harus dijaga karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumut.
?Untuk itulah BI menginisiasi pengembangan klaster Integrasi Padi Organik dan Sapi kepada Gapoktan salah satunya daerah Sidodi Kabupaten Langkat Sumut ini,?ujarya.
Pengembangan klaster dengan Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) merupakan sistem pertanian terpadu yang mengintegrasikan sumber daya pertanian dan peternakan secara efisien dengan hasil maksimal (zero wasfe farming).
Untuk menuju pertanian terintegrasi, BI antara lain memberikan pelatihan pertanian organik dan pembuatan pupuk organik. Penyerahan alat-alat mesin pertanian (alsintan) seperti hand tractor, mesin penyedot air dan mesin perontok padi. Juga demplot padi organik dengan metode jajar legowo 2.1 pada lahan seluas 50 hektar.?" Dan BI tetap melakukan pengawasan di lapangan,?ujarnya.
Sudah banyak bantuan diberikan pemerintah, mulai dari usaha hulu ke hilir agar petani mapan. Perda no 17/2013 untuk perlindungan lahan pertanian memang membantu mempertahankan produksi pertanian.
?Pasalnya, banyak lahan pertanian atau sebesar 0,1 persen beralih fungsi. Sekarang tinggal 37.000-an hektar lahan pertanian, sebelumnya mencapai 50.000?anhektar?tambah 10.991 hektar,?pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait: