Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore (14/12/2016) bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp13.281, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.321 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS seiring dengan stabilnya harga komoditas dunia.
"Harga komoditas menjadi salah satu faktor yang masih mendukung nilai tukar rupiah," katanya.
Harga minyak mentah stabil di atas level 50 dolar AS per barel. Minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (14/12) sore ini berada di level 52,37 dolar AS per barel. Sementara jenis Brent Crude di posisi 55,17 dolar AS per barel.
Selain itu, ia menambahkan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS itu turut terbantu oleh intervensi Bank Indonesia.
Di sisi lain, lanjut dia, ruang penguatan rupiah juga masih dapat berlanjut jika faktor kenaikan suku bunga Amerika Serikat sesuai estimasi pasar.
"Target kenaikan suku bunga AS sebesar 25 bps, kenaikan sebesar itu sudah difaktorkan. Pasca pengumuman itu, fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada kebijakan Donald Trump pada tahun 2017 mendatang," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan inisiatif kebijakan pertama dari pemerintahan Donald Trump akan mempengaruhi dolar AS ke depannya.
"Salah satu hal yang akan dipantau pasar yakni langkah pemerintah AS dalam meningkatkan pertumbuhan serta kebijakan perdagangan global," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.285 dibandingkan Selasa (13/12) Rp13.309. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto