Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi (16/12/2016) bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp13.395, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.365 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah pasca pengumuman The Fed menaikkan suku bunga acuannya cenderung melemah terhadap dolar AS. Keputusan The Fed itu berdampak pada mayoritas mata uang di kawasan Asia," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, lanjut dia, The Fed yang juga memberi sinyal untuk menaikkan suku bunga acuannya pada 2017 turut memengaruhi fluktuasi mata uang di negara-negara berkembang.
"Situasi itu dapat kembali memberi ketidakpastian pada 2017 mendatang mengingat kenaikan suku bunga The Fed itu diperkirakan sebanyak tiga kali," katanya.
Ia menambahkan bahwa kenaikan itu tidak lepas dari kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana memberikan stimulus fiskal dalam jumlah besar.
Ia mengharapkan bahwa fundamental ekonomi nasional yang cukup positif dapat direspon oleh investor asing untuk mengalirkan dananya ke Indonesia sehingga menjaga stabilitas kurs rupiah.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan bahwa dolar AS yang menguat cukup signifikan setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya dapat memicu sebagian pelaku pasar uang untuk melakukan aksi ambil untung.
"Penguatan dolar AS yang cukup signifikan berpotensi memicu aksi ambil untung. Situasi itu dapat memberi peluang bagi kurs negara berkembang kembali menguat," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto