Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2016 tercatat sebesar US$ 323,2 miliar. Angka itu tumbuh 6,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan penilaian BI, perkembangan utang luar negeri pada Oktober 2016 ini masih cukup sehat. Namun, bank sentral akan terus mewaspadai risiko utang luar negeri terhadap perekonomian nasional.
"BI akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang sektor swasta,?seperti dikutip dalam laporan BI.
Sektor swasta memang mendominasi utang luar negeri Indonesia. Pada Oktober 2016, utang luar negeri sektor publik mencapai US$ 159,8? miliar atau 49,4% dari utang total. Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta mencapai US$ 163,5 miliar atau 50,6% dari utang total.
Pada Oktober 2016 utang luar negeri sektor publik naik menjadi 17,9% secara tahunan. Angka itu lebih rendah dibanding bulan lalu, saat utang luar negeri sektor publik mencapai ?20,8%. Sementara itu, utang luar negeri sektor swasta turun 1,7% atau lebih tinggi dibanding penurunan pada bulan lalu, yakni sebesar 2,7 %.
Menurut sektor ekonomi, utang swasta pada akhir Oktober 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. ?Pangsa keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,7%,?Kata BI.
Selain itu utang jangka panjang pada akhir Oktober 2016 mencapai US$ 281,1 miliar atau sekitar 87,0% dari total utang luar negeri. Adapun utang luar negeri jangka pendek pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$ 42,1 miliar atau 13% dari total utang luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: