Anjloknya harga komoditas memukul banyak sektor industri. Salah satunya juga terdampak pada sektor perbankan. Alhasil beberapa lembaga perbankan pusing dalam mencari debitur potensial.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual menuturkan hingga kuartal tiga tahun ini rasio non performing loan (NPL) perbankan tanah air mengalami kecenderunan meningkat, walaupun menjelang akhir tahun ini trennya sudah tidak setajam kuartal tiga lalu. Hal itu membuat lembaga perbankan berhati-hati dalam menentukan segmentasi sebaran kreditnya.
"Sektor komoditas dan pendukungnya akan dihindari oleh lembaga perbankan, tetapi sektor-sektor seperti infrastruktur, manufaktur dan juga logistik dapat menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan penyebaran kredit perbankan di 2017 mendatang," katanya kepada wartaekonomi, Jumat (23/12).
Lebih lanjut dirinya mengatakan sektor-sektor yang memiliki sensitifitas terhadap suku bunga juga bakal menjadi sektor yang potensial bagi penyaluran kredit perbankan. Karena kemungkinan pada tahun depan regulator bakal menahan tingkat suku bunganya. Jadi sektor-sektor seperti properti dan otomotif menjadi menarik untuk menjadi sasaran pendistribusian kredit perbankan di 2017.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memproyeksikan kredit perbankan Tanah Air berpeluang tumbuh 12-14% melalui dua sektor penggerak, yakni? infrastruktur dan konsumsi.
Senada dengan hal tersebut, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah (Bank Jateng)? optimistis dengan penyaluran kreditnya di 2017. Perseroan bakal mengandalkan sektor konsumtif maupun produktif sebagai motor penggeraknya.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga bakal mengandalkan pembiayaan ke sektor infrastruktur untuk mengejar target pertumbuhan kredit diatas 12%. Perbankan lainnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bahkan memproyeksikan untuk dua sektor kredit yaitu konsumer dan infrastruktur mampu tumbuh double digit tahun depan. Membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal menjadi katalis bagi kinerja kredit perseroan.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan kredit konsumer BRI diproyeksi bisa tumbuh di atas 10% dan kredit infrastruktur tumbuh 14%.? Tingginya proyeksi pertumbuhan infrastruktur ini disebabkan karena naiknya anggaran APBN 2017 untuk pembangunan infrastruktur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto