Misbakhun Tegaskan Redenominasi untuk Kuatkan Rupiah di Internasional
Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan kebijakan redenominasi bukan dalam konteks mengurangi nilai uang rupiah tapi untuk membuat rupiah lebih kuat di dunia internasional.
Mukhammad Misbakhun mengatakan hal itu ketika melakukan sosialisasi redenominasi dan mata uang baru Republik Indonesia di daerah pemilihannya di Jawa Timur II yakni Pasuruan dan Probolinggo, Jumat (23/12/2016), seperti dikutip melalui siaran persnya.
Mukhamad Misbakhun mengisi kegiatan resesnya pada 16 Desember 2016 hingga 7 Januari 2017 antara lain melakukan sosialisasi redenominasi dan mata uang baru Republik Indonesia di daerah pemilihannya.
"Pada reses ini, saya melakukan sosialisasi pentingnya redenominasi ke para pemangku kepentingan masyarakat di Pasuruan dan Probolinggo. Kebijakan redenominasi harus diawali dengan sosialisasi yang baik, benar, dan tepat," kata Misbakhun melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Misbakhun, Pemerintah dan Bank Indonesia sepatutnya melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat mengenai kebijakan redenominasi dan pengenalan mata uang rupiah baru.
Redenominasi, kata dia, diberlakukan bukan dalam konteks mengurangi nilai uang rupiah, tapi untuk membuat rupiah lebih kuat di dunia internasional.
Pada acara serap aspirasi masyarakat di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat, muncul pertanyaan seputar mata uang baru Indonesia yang dinilai mirip mata uang Yuan.
"Anggapan sebagian masyarakat yang menilai mata uang baru rupiah mirip dengan mata uang Yuan tidaklah benar," katanya.
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, desain mata uang baru adalah karya terbaik anak bangsa yang sebelumnya telah dilakukan kajian mendalam.
Gambar-gambar yang terpajang pada mata uang baru Indonesia, lanjut dia, adalah representasi berbagai tokoh pahlawan yang turut menjaga keutuhan NKRI.
"Redenominasi itu hal menarik untuk memperkuat citra perekonomian Indonesia di dunia internasional," katanya.
Adanya anggapan bahwa nilai rupiah dibandingkan dolar tidak mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sesungguhnya, menurut Misbakhun, hal itu tidak tepat, karena produk domestik bruto (PDB) Indonesia menempati urutan ke-16 di antara negara-negara G-20.
"Pada titik inilah, Partai Golkar sebagai partai pendukung Pemerintah turut mendukung kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah melakukan sosialisasi lebih masif dan tepat sasaran, mengingat redenominasi adalah hal penting bagi masyarakat. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto