Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI :Kontribusi UMKM Pada PDB Capai 60,3%

        BI :Kontribusi UMKM Pada PDB Capai 60,3% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Bengkulu -

        Pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) patut menjadi perhatian para pengambil kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah.Hal itu mengingat UMKM terbukti tidak rentan krisis dan berkontribusi pada produk domestik bruto nasional sebesar 60,3%.

        Pandangan itu dikatakan ?Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo, Sabtu (31/12). Ia mengatakan bahwa sektor UMKM hingga kini masih membutuhan dukungan pemerintah dari sisi kebijakan untuk tetap tumbuh. Misalnya, terkait dengan perizinan dan pajak daerah.

        "Seperti Sumsel yang memiliki pelaku usaha UMKM mencapai 3.000.000 orang. Artinya, jika benar-benar mendapatkan dukungan pemerintah, akan memiliki andil besar dalam pembangunan daerah," kata Hari.

        Sebelumnya, riset Bank Indonesia Wilayah VII Sumatera Selatan telah memunculkan 10 produk unggulan UMKM yang layak dikembangkan pada masa datang dalam 5 tahun ke depan.

        Kesepuluh produk unggulan tersebut, yakni pertanian padi sawah, toko kelontong dan manisan, pengilingan padi, perkebunan karet, budidaya ikan lele, pengalian pasir, budi daya ikan patin, koperasi simpan pinjam, rumah makan padang, dan klinik kesehatan terpadu.

        "Riset BI ini telah disebarluaskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel, dan diharapkan dapat dijadikan acuan para pengambil kebijakan terkait dengan pengembangan sektor UMKM," katanya.

        Jika suatu daerah sudah benar-benar memahami profil dan potensi daerahnya masing-masing, menurut dia, akan membuat suatu keputusan yang tepat sasaran terkait dengan pengembangan sektor UMKM.

        Salah satunya yang menjadi sorotan BI dari hasil riset ini, yakni sektor perkebunan karet yang sejak lama telah menjadi urat nadi perekonomian Sumsel.

        Pada riset sebelumnya, 2011, BI telah mencantumkan bahwa sektor perkebunan karet menjadi unggulan di Sumsel. Demikian pula, pada riset terbaru ini.

        Pada riset kali ini, BI menekankan pentingnya hilirisasi karet atau tidak terhenti pada budi daya dan industri pengolahan saja.

        Pernyataan ini muncul lantaran harga karet saat ini jatuh (mesti data terakhir menunjukkan adanya perbaikan harta). Akan tetapi, BI tetap memasukkannya sebagai produk unggulan UMKM.

        "Untuk karet, tetap direkomendasi karena memang potensi masih ada. Akan tetapi, rekomendasi BI tidak lagi sebatas menghasilan getah, tetapi sudah masuk ke industri pengolahan. Bahkan, jika mampu, langsung membuat produk jadinya untuk meningkatkan nilai tambah," kata Harry.(Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Boyke P. Siregar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: