Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awak Kabin British Airways Kembali Rencanakan Aksi Mogok

        Awak Kabin British Airways Kembali Rencanakan Aksi Mogok Kredit Foto: Theguardian.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Awak kabin British Airways akan menggelar aksi mogok kerja selama 48 jam mulai 10 Januari mendatang. Aksi akan diikuti oleh 2.700 awak kabin terkait dengan perselisihan mengenai pembayaran yang sedang berlangsung.

        Pemogokan yang awalnya akan berlangsung pada Natal dan Boxin Day tersebut berhasil dihentikan setelah pihak maskapai mengajukan tawaran revisi pembayaran. Namun, 70 persen anggota serikat pekerja Unite yang terlibat dalam sengketa tersebut kemudian menolaknya, dalam pemungutan suara yang berakhir pada 1 Januari.

        Aksi mogok tersebut melibatkan awak kabin British Airways yang bekerja untuk penerbangan jarak pendek dan jauh dan bergabung dengan maskapai penerbangan sejak 2010. Mereka mewakili 15 persen dari total awak kabin maskapai penerbangan tersebut.

        BA mengatakan pihaknya akan memastikan bahwa semua pelanggan dapat melakukan perjalanan ke tujuan mereka masing-masing dan menuding aksi mogok bertujuan membawa seluruh pelanggan ke tujuan mereka.

        "Kami sangat kecewa bahwa Unite sekali lagi memilih untuk menargetkan pelanggan kami. Saat ini kami fokus melindungi para pelanggan dari tindakan yang tidak diperlukan dan tidak dibernarkan ini," kata British Airways dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman?BBC?di Jakarta, Kamis (5/1/2016).

        Sementara itu, pejabat nasional Unite, Oliver Richardson berharap pembicaraan dengan maskapai penerbangan tersebut dapat diperbarui.

        "Unite masih berharap bahwa penyelesaian yang dinegosiasikan sesuai dengan aspirasi anggota kami dapat dicapai, dan akan mendorong British Airways untuk terlibat secara konstruktif dalam pembicaraan berarti untuk mengatasi masalah pembayaran," kata Richardson.

        Sengketa yan melibatkan sekitar 4.000 staf yang bergabung dengan maskapai sejak 2010 pada penerbangan jarak pendek dan jauh tersebut merasa tidak mendapatkan pembayaran yang cukup. Sekitar 2.500 dari mereka adalah anggota Unite.

        Unite berpendapat bahwa gaji bagi mereka yang terikat kontrak pada armada campuran diiklankan antara ? 21.000 dan ? 25.000, namun pada kenyataannya, mereka hanya mendapat gaji pokok sebesar ? 12.000, dengan penghasilan tamahan sebesar 3 per jam saat penerbangan di udara.

        Unite sebelumnya mengatakan bahwa setengah dari staf armada campuran telah mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: