Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengabdian Masyarakat (PPKPPM) ? Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kebangsaan menyatakan beberapa permasalahan yang terjadi di Kota Bandung. 58,9 persen publik menilai Walikota Bandung Ridwan Kamil (Emil) tidak mampu menyelesaikan permasalahan macet dan transportasi publik.
Ketua Tim Survey, Ridwan Susanto mengatakan pengumpulan data survey sendiri dilakukan mulai tanggal? 1 Desember hingga 10 Desember 2016. Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 400 responden di setiap kecamatan di Kota Bandung.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Margin of error dari survey ?sekitar 5,5 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. "Sebanyak 58,9 persen publik menilai Kang Emil tidak mampu selesaikan permasalahan macet dan transportasi publik,?katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (5/1/2016)
Ridwan menjelaskan dari hasil survey, setidaknya ada lima masalah besar yang dinilai masyarakat Kota Bandung paling penting, diantaranya permasalahan banjir di jalan raya pada saat hujan, kemacetan, pelayanan publik seperti pembuatan KTP, KK, dan akta, kriminalitas (kejahatan, geng motor, dan begal), dan pendidikan seperti pendaftaran sekolah. ?Jadi dari hasil survey yang kami lakukan, publik menilai jika masalah paling penting yakni banjir sebesar 28,6 persen dan masalah kemacetan sebesar 25,5 persen,? jelasnya.
Menurutnya, dari lima masalah besar di Kota Bandung hasil survey, publik menilai jika Wali Kota Bandung, Emil secara umum bisa menangani hal tersebut. Untuk masalah banjir, sebesar 57,9 persen publik menilai wali kota yang akrab disapa Emil bisa menyelesaikannya. "Sedangkan masalah pelayanan publik, sebanyak 67,8 persen publik percaya jika Emil mampu menyelesaikannya. Termasuk untuk kriminalitas sebesar 64,1 persen dan masalah pendidikan sebesar 71,3 persen,"ungkapnya.
Sementara itu, Sekertaris Tim Pertimbangan Kebijakan Publik Walikota Bandung, Arfi Rafnialdi menjelaskan Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Bandung, Pemkot Bandung melalui Dinas Perhubungan Kota Bandung akan memperkuat transportasi masal contohnya bus Trans Metro Bandung (TMB). "Kalau bicara macet solusinya kita bisa menggunakan bus TMB karena dinilai sebagai tulang punggung transporasi massal,"katanya.
Meskipun keberadaan Angkutan Kota (Angkot) dinilai sebagai salah satu penyebab kemacetan. Namun, Arfi menilai angkot masih dibutuhkan masyarakat dalam transportasi publik. "Dengan re-routing yang diperbaiki maka angkot masih dibutuhkan masyarakat,"tegasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, Pemkot Bandung tidak bisa memaksa warganya untuk menggunakan bus. Oleh karena itu, pihaknya akan membangun tiga flyover yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp210 milyar. "Kita tidak bisa memaksa warga untuk memakai bus TMB, maka rencananya akan kembali membuat tiga flyover, targetnya sebelum kepemimpinan Emil berakhir sudah rampung,"pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto