Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo, menekankan praktik pungutan liar (pungli) tidak boleh terjadi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Ia memperingatkan jajaran petugas di pelabuhan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu untuk tidak melakukan pungli.
"Jangan ada pungli di sini (Pelabuhan Untia)! Kalau ada terindikasi, maka kita turunkan tim saber (sapu bersih) pungli," kata Syahrul di Makassar, kemarin (17/1/2017) . Dari pantauan Warta Ekonomi, di sejumlah titik, seperti di depan gerbang pelabuhan tampak semacam spanduk imbauan untuk tidak melakukan praktik pungli.
Sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 26 November 2016, operasional Pelabuhan Untia memang belum maksimal. Tidak terlihat kegiatan nelayan, pedagang maupun pembeli pada pelabuhan yang menyedot anggaran ratusan miliar rupiah tersebut. Karena itu, Syahrul menekankan menjauhi pungli dan meningkatkan pelayanan agar pelabuhan diminati sembari membangun kelengkapan sarananya.
Syahrul menegaskan pihaknya tidak akan bosan memperingatkan jajarannya menjauhi praktik pungli sebelum tim saber turun melakukan penindakan. Sebagai abdi negara, lanjut dia, aparatur sipil negara semestinya memberikan pelayanan dan kemudahan bagi masyrakat. "Termasuk soal perizinan," tutur dia.
Disinggung belum maksimalnya operasional Pelabuhan Untia, Syahrul tidak menampiknya. Hal tersebut terjadi lantaran kelengkapan sarana mega-proyek itu belum sempuran. Di antaranya yakni sentra bahan bakar minyak untuk nelayan dan pabrik es maupun cold storage. "Memang masih belum sempurna dan dalam proses," kata mantan Bupati Gowa dua periode ini.
Syahrul mengimbuhkan pihaknya akan menggenjot operasional Pelabuhan Untia bisa aktif pada tahun ini. Pembangunan sentra bahan bakar minyak maupun cold storage diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat. Untuk infrastruktur jalan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar sepakat untuk memperbaiki jalan menuju pelabuhan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S Latief, mengatakan sebelum dan pasca-peresmian Pelabuhan Untia, pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar pelabuhan tersebut bisa ramai dikunjungi. Namun, diakui Sulkaf butuh waktu untuk memindahkan nelayan, pedagang dan pembeli ke sebuah pelabuhan perikanan yang baru.
"Sewaktu Hari Armada Lantamal VI Makassar, pemerintah bersama warga melakukan penanaman mangrove di area Pelabuhan Untia. Kami juga libatkan paguyuban dan himpunan nelayan untuk aktif dan berupaya merangkul nelayan setempat untuk beraktivitas di Pelabuhan Untia," ucap dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto
Tag Terkait: