Warga Sulsel Diculik Kelompok Abu Sayyaf di Perairan Malaysia Timur

Sebanyak tiga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan diculik oleh kelompok militan Abu Sayyaf di perairan Lahat Datu, Malaysia Timur, Kamis, 19 Januari. Informasi tersebut diperoleh dari petugas Polri pada Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Tawau, Malaysia Timur, Jumat (20/1/2017).

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel, Kombes Dicky Sondani, menyatakan pihaknya tengah mencoba menghubungi keluarga korban penculikan kelompok seperatis dari Filipina tersebut. "Informasi yang kami dapatkan bahwa ada WNI dari Sulsel yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia Timur," kata Dicky, Jumat, 20 Desember.

Menurut Dicky, dua dari tiga WNI itu dipastikannya merupakan warga asal Kabupaten Kepulauan Selayar. Identitas keduanya yakni Sudarling dan Hamdan. Kedua warga Pulau Bembe tersebut masih memiliki hubungan kekerabatan. Sudarling adalah keponakan Hamdan. Adapun, satu WNI lainnya belum dijelaskan Dicky ihwal identitasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Warta Ekonomi, seorang korban penculikan lainnya bernama Subandri. Seperti halnya, Sudarling dan Hamdan, Subandri adalah warga Sulsel, tepatnya berasal dari Kabupaten Bulukumba. Ketiganya diketahui memakai kapal nelayan saat diculik. Namun, belum diketahui pasti terkait keberadaan mereka di perairan Malaysia Timur yang memang tak jauh dari Filipina.

Penculikan WNI asal Sulsel oleh kelompok Abu Sayyaf sudah berulangkali terjadi. Diketahui, akhir Maret 2016, kelompok militan ini menyandera 10 awak Kapal Motor Brahma 12. Dari 10 korban penculikan, tiga di antaranya merupakan warga Sulsel yakni dari Makassar, Wajo dan Palopo. Beruntung, mereka berhasil dibebaskan.