Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        GAPMMI Catat Investasi Sektor Makanan dan Minuman 2016 Lebih Tinggi Ketimbang 2015

        GAPMMI  Catat Investasi Sektor Makanan dan Minuman 2016 Lebih Tinggi Ketimbang 2015 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menganjurkan pelaku industri makanan dan minuman menggarap pasar Indonesia Timur. "Indonesia Timur pertumbuhannya lebih tinggi dan bisa menjadi pendorong tumbuhnya sektor industri makanan dan minuman," kata Adhi dalam acara diskusi "Prospek Ekonomi dan Bisnis 2017" di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

        Dia mengatakan industri makanan dan minuman masih menjadi andalan karena besar dari segi jumlah pelaku usaha dan jumlah tenaga kerja (pekerja tidak langsung sekitar 20 juta orang). Industri makanan dan minuman di Indonesia berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan selalu meningkat dalam beberapa kurun waktu terakhir.

        Adhi mengungkapkan investasi sektor makanan dan minuman di 2016 juga tercatat lebih tinggi dibandingkan 2015. "Ini investasi menarik setelah sektor tambang dan mineral," ucap dia. Sebagai negara dengan populasi ke-4 terbesar di dunia serta pertumbuhan kelas menengah yang tinggi, Indonesia menjadi pasar makanan dan minuman yang menjanjikan untuk investasi.

        Adhi mengatakan pabila peluang tersebut tidak dimanfaatkan, Indonesia akan menjadi sasaran oleh produsen negara lain. Persentase konsumsi atau pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia dalam sebulan 50 persen, dan angka tersebut berpeluang meningkat seiring pertumbuhan populasi dan ekonomi. Dia berpendapat saat ini diperlukan kerja sama yang erat antara industri dan pemerintah untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif serta daya saing yang kuat bagi industri dalam negeri.

        Adhi juga mengungkapkan GAPMMI tengah menyiapkan pola bisnis model inklusif di hulu dan hilir sebagai salah satu solusi mengatasi kesenjangan pengusaha makanan dan minuman agar industri bersifat berkelanjutan. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: