Asian Pulp and Paper (APP) Sinar Mas menyiagakan 2.700 anggota regu pemadam kebakaran di Provinsi Riau, yang siap 24 jam mengawal area konsesi dan sekitarnya dari ancaman kebakaran lahan.
"Dari segi personel, terdapat 2.700 anggota RPK (Regu Pemadam Kebakaran) terlatih dan bersertifikat yang tersebar di 266 pos pantau. RPK juga dilengkapi dengan 160 unit mobil pemadam, 500 unit kendaraan patroli, serta 1.150 pompa air," kata General Manager Integrated Forest Management Sinar Mas Forestry, Sujica W. Lusaka, di Perawang, Siak, Kamis (26/1/2017).
Sujica mengatakan hal tersebut untuk mendukung Pemprov Riau, yang baru saja menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan.
Ia mengatakan APP-Sinar Mas mendapat kewenangan untuk mengelola konsesi hutan tanaman industri seluas 300 ribu hektare di Riau. RPK perusahaan bertugas untuk mengamankan area tersebut dari kebakaran, serta 10 kilometer radius di luar konsesi.
Para RPK dibekali keahlian tertentu dalam penanggulangan kebakaran hutan melalui berbagai pelatihan. Diantaranya "Fire Basic Training, Manggala Agni Training, Crew Leader Training, Pump Operator Training, Excavator Operator Training, Helitack Training, dan ICS Training".
Dimana pelatihan ini, katanya, diberikan oleh pakar manajemen kebakaran bereputasi internasional seperti Trek Wildland Service (Kanada) dan Working on Fire (Afrika Selatan)."Dengan slogan Pantang Pulang Sebelum Padam!, RPK secara intensif akan melakukan upaya pemadaman tanpa kenal libur," ujarnya.
Kemudian Sinar Mas juga mengaktifkan enam helikopter untuk melakukan bom air di area kebakaran, tiga diantaranya heli besar sekelas Superpuma. Heli ini mempunyai kapasitas angkut air sampai dengan 4000 liter. Bom air ini juga membantu untuk meminimalisasi area kebakaran, sehingga akan menoptimalkan kerja RPK ketika tiba di lokasi.
APP Sinar Mas juga melibatkan 2.000 masyarakat sekitar konsesi Hutan Tanaman Industri untuk melakukan patroli pencegahan kebakaran. MPA juga telah mendapat binaan dan diberikan bantuan peralatan pemadaman.
Cara kerjanya dengan manajemen terpadu dalam dimulai pihak penyedia data yaitu "Situation Room", yang terletak di kantor pusat di Jakarta. SRC ini terkoneksi dengan Situation Room (SR) di seluruh wilayah konsesi HTI.
"Situation Room adalah ruang kontrol yang melakukan deteksi dini kebakaran secara real time 24 jam non-stop," tambahnya.
Kesiagaan RPK bertindak berdasarkan panduan FDRS (Fire Danger Rating System) atau Sistem Peringkat Bahaya Api yang mengklasifikasi intensitas dan risiko kebakaran. FDRS ini terbagi menjadi Rendah (warna Biru), Medium (Hijau), Tinggi (Kuning), dan Esktrem (Merah). Pada prinsipnya, semakin tinggi peringkat FDRS, semakin intens dan siaga para petugas RPK beserta peralatan pemadamnya.
Pemantauan ini dilakukan melalui Menara Api yang tersebar di 80 titik lokasi dengan ketinggian sekitar 30 meter, terutama di wilayah rawan kebakaran dan sulit terjangkau. Informasi titik diperoleh melalui Situation Room, serta klasifikasi FDRS menjadi landasan kesiagaan petugas yang melakukan pemantauan di Menara Api tersebut.?(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: