Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PM Kanada Sambut Pengungsi, Saat Trump Larang Masuk

        PM Kanada Sambut Pengungsi, Saat Trump Larang Masuk Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Sabtu mengatakan, warga Kanada akan menyambut yang lari dari penganiayaan, teror dan perang, sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda izin masuk.

        Kebijakan pemerintahan Trump adalah menunda empat bulan izin masuk pengungsi dari tujuh negara mayoritas Muslim ke Amerika Serikat.

        "Untuk yang melarikan diri dari penganiayaan, teror dan perang, warga Kanada akan menyambut Anda, terlepas dari agama Anda. Keberagaman adalah kekuatan kami #WelcomeToCanada," kata perdana menteri itu di Twitter-nya pada Sabtu (28/1/2017).

        Sementara itu, 300 penentang berkumpul di Bandar Udara Internasional Los Angeles (LAX) pada Sabtu malam untuk memperlihatkan kesetiakawanan kepada pengungsi dan pendatang Muslim, yang ditahan berdasarkan atas perintah Presiden Donald Trump "Muslim Ban".

        Sambil meneriakkan "Trump harus pergi", "Tidak Trump, Tidak KKK, Tidak Ada Fasisme di USA", dan semboyan lain, kerumunan orang itu menyeru rakyat membangkang terhadap keputusan presiden pada Jumat, yang memberlakukan larangan bepergian 90 hari ke negeri itu oleh warga tujuh negara berpenduduk sebagian besar Muslim dan pembekuan 120 hari program pengungsi AS.

        Sedikit-dikitnya tujuh warga negara asing ditahan di LAX dan diberitahu tidak lagi disambut, kata "Los Angeles Times" sebagaimana diberitakan Xinhua.

        Harian tersebut menyatakan warga negara asing itu diperkenankan naik pesawat sebelum perintah tersebut berlaku.

        Tuntutan pemrotes dikumandangkan oleh Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti, yang pada Sabtu malam mentweet, "Los Angels akan selalu menjadi tempat buat pengungsi." Acara menyalakan lilin dan protes dijadwalkan diselenggarakan pada Ahad.

        Larangan perjalanan Trump, yang oleh banyak pihak digambarkan sebagai "Muslim ban", telah menyulut kebingungan dan kekacauan di seluruh negeri itu dan memicu keprihatinan serta kecaman dari seluruh dunia.

        Penentangan serupa meletus di bandar udara banyak kota besar lain. Di Chicago, lebih dari 1.000 orang berkumpul di Bandar Udara O'Hare. Di Denver, Colorado, puluhan pemrotes berkumpul di luar bandar udara internasional untuk memperlihatkan dukungan buat pengungsi.

        Itu adalah akhir pekan kedua unjuk rasa di Los Angeles setelah Trump diambil sumpahnya. Lebih dari satu juta orang hadir pada akhir pekan sebelumnya untuk mengikuti Women's March. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: