Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI: Cuaca Buruk Picu Inflasi Sulsel pada Januari

        BI: Cuaca Buruk Picu Inflasi Sulsel pada Januari Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Tekanan inflasi Sulsel pada Januari diprediksi cukup tinggi dipengaruhi faktor cuaca buruk yang berimbas pada kenaikan harga sejumlah komoditas strategis. Faktor lain yakni terganggunya produksi dan jalur distribusi sejumlah komoditas yang berimbas pada kenaikan harga. "Kami memang perkirakan tekanan inflasi pada Januari cukup tinggi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wiwiek Sisto Widayat, kepada Warta Ekonomi, Rabu (1/2/2017).

        Berdasarkan kalkulasinya, Wiwiek menyebut inflasi Sulsel pada Januari ini diperkirakan menembus 0,85 persen. Hitungan itu setidaknya mengacu pada hasil survei pemantauan harga mingguan yang dilakukan secara rutin hingga pekan ketiga Januari. Persentase inflasi itu diakuinya masih belum fix lantaran belum dihitung untuk pekan terakhir pada awal tahun. "Intinya, sampai minggu ketiga Januari, inflasi Sulsel diproyeksikan sebesar 0,85 persen."

        Menurut Wiwiek, inflasi Sulsel terjadi bukan hanya karena tekanan harga dari komoditas ikan dan sayur mayur. Kelompok volatile food, seperti cabai, ikan, daging ayam dan kangkung, ikut menyumbang inflasi. Begitu pula dengan kelompok administered price, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak dan pengalihan subsidi listrik yang turut mempengaruhi inflasi.

        Proyeksi inflasi Sulsel sebesar 0,85 persen pada Januari meningkat tajam dibandingkan bulan lalu. Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, inflasi Sulsel pada Desember 2016 hanya tercatat 0,30 persen. Secara keseluruhan pada 2016, inflasi provinsi yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo ini tercatat hanya 2,94 persen. Inflasi Sulsel berada di bawah angka nasional yakni 3,02 persen.

        Wiwiek mengatakan pihaknya mengupayakan inflasi Sulsel tidak lebih dari 4 persen pada 2017. Bahkan, didorongnya agar bertahan pada angka yang sama seperti tahun lalu. Guna merealisasikannya, BI berkoordinasi dengan pemerintah daerah mendorong perekonomian rakyat. BI senantiasa siap melakukan pendampingan terhadap program pemerintah maupun masyarakat yang bisa berkontibusi terhadap pengendalian inflasi.

        Lebih lanjut, Wiwiek menyebut untuk Januari 2017, laju inflasi Sulsel memang diperkirakan meningkat dengan rentang 0,5-0,9 persen. Toh demikian, tetap ada optimisme menekan inflasi dengan didukung beragam faktor, seperti ketersediaan stok beras sampai Mei mendatang. Lalu, BMKG memprediksi musim tanam pada 2017 akan kembali normal karena tidak adanya penguatan fenomena El Nino dan La Nina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Sucipto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: